Riuh murka diserta ketukan keras yang berasal dari daun pintu terdengar kentara memekakkan telinga, memecahkan keheningan. Belasan obor yang menyala pada bambu-bambu kuning menambah kegaduhan malam. Belum lagi dengan kentungan yang dipukul begitu nyaring. Para warga yang berkumpul pada gubuk rumah tua merasa geram terus-menerus berteriak, tanpa kenal waktu. Urat-urat leher terlihat kentara dan juga bola mata yang melotot seperti akan loncat keluar ketika wajah mereka mengeras. Namun, bagai di ujung tanduk. Kobaran amarah membabi buta, membutakan mata di antara peluh yang mengucur tiada habisnya.
KEMBALI KE ARTIKEL