Kegiatan tersebut berlangsung di desa binaan UTM dan diikuti oleh warga setempat yang sangat antusias belajar inovasi makanan. Dimsum Udang Rambutan dipilih karena bahan bakunya yang mudah diakses dan memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi produk unggulan lokal. Dalam pelatihan ini, mahasiswa UTM memberikan panduan dari mulai pemilihan udang segar, cara mencampur bumbu, hingga teknik membentuk dimsum dengan lapisan mie yang menyerupai rambutan.
Mahasiswa UTM yang terlibat menjelaskan bahwa pembuatan Dimsum Udang Rambutan ini tidak hanya memberikan nilai ekonomis, tetapi juga bisa menjadi produk kuliner yang memiliki daya tarik unik bagi pasar lokal dan luar desa. Selain pelatihan teknis, warga juga diberi pemahaman tentang pengelolaan usaha, manajemen keuangan sederhana, dan strategi pemasaran agar produk dapat dijual lebih luas.
"Kami berharap melalui kegiatan ini, masyarakat dapat memperoleh keterampilan baru yang bisa dikembangkan menjadi usaha kecil menengah. Kolaborasi dengan BUMDes ini juga diharapkan dapat memperkuat ekonomi desa dengan produk yang inovatif dan berkualitas," ujar salah satu mahasiswa UTM yang memimpin kegiatan tersebut.
Kepala BUMDes setempat mengapresiasi inisiatif mahasiswa UTM dalam mengembangkan potensi kuliner desa. Ia berharap hasil dari pelatihan ini dapat menjadi inspirasi bagi warga untuk menciptakan produk lain yang memiliki nilai jual dan mendukung perekonomian lokal.
Program pengabdian masyarakat ini menjadi salah satu bentuk sinergi antara mahasiswa, institusi pendidikan, dan masyarakat desa dalam menciptakan peluang-peluang baru di bidang ekonomi kreatif.