Pada saat saya pertama kali menjadi Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Solok Sumatera Barat tahun 2010, ada beberapa progres utama yang menjadi perhatian khusus saya menyangkut dengan kebudayaan. Salah satunya adalah bagaimana mengembalikan nama nagari kepada nama aslinya. karena nama nagari sangat berkaitan erat dengan sejarah terjadinya nagari tersebut. Banyak nama-nama nagari yang di "Indonesiakan", sehingga kehilangan makna, filosofi dan sejarah nagari itu sendiri. Â Hal itu diperlukan guna lebih mempertegas identitas keminangkabauan. Di KabuÂpaten Solok, misalnya, ada nama nagari Koto Lawas, Saok Lawas, Batang Barus, Indudur dan sebagainya. Padahal, dulunya nagari tersebut bernama Koto Laweh, Saok Laweh dan Batang Baruih serta Indudue
KEMBALI KE ARTIKEL