Hidup itu bagaikan roda yang berputar, ada bahagia dan ada sedihnya, ada saatnya kita hidup enak ada juga saatnya kita hidup susah. Semua ini sudah di atur dan digaris kan oleh Allah Yang Maha Esa. Allah sudah menentukan takdir untuk setiap manusianya dengan takdir yang berbeda beda untuk setiap makhluknya. Giliran kita sebagai manusia yang diberi akal ini untuk bisa mnerimanya dengan ikhlals dan bijaksana. Mempercayai kehendak dan ketetapannya merupakan salah satu yang wajib kita imani (Qada dan Qadar). Bila kita diberi kehidupan yang kurang berekcukupan, hendaknya kita masih bersyukur atas apa yang Allah beri untuk kita. Bersyukur atas kesehatan yang kita miliki untuk kita senantiasa beribadah kepada-Nya, kesehatan untuk menjeput rezeki sebagai  upaya untuk mendongkrak kehidupan kita. Artinya dalam hal ini kita manusia harus berusaha semampu kita dalam menjalani hidup yang tidak luput dari ujian dan cobaan. Kita tidak boleh menanamkan dalam diri kita sebuah paham yang disebut paham Fatalisme yaitu paham yang membuat penganut paham tersebut lebih memilih pasrah terhadap takdir yang bisa kita rubah dengan sebuah usaha, sehingga dapat menanamkan jiwa pesimis, berpasrah diri dan berputus asa.
KEMBALI KE ARTIKEL