Bayangkan sebuah desa di lereng Gunung Rinjani yang tenang. Warga desa itu, dengan sarung tenun ikat khas mereka, duduk di bawah pohon beringin besar, membicarakan rencana panen sambil menyeruput kopi panas dari cangkir tanah liat. Gambaran semacam ini, yang dulu biasa di banyak tempat di Indonesia, kini mulai tersisih. Mengapa? Sebab, alih-alih berkumpul di bawah pohon beringin, generasi muda lebih tertarik menatap layar ponsel mereka, menyaksikan konten viral dari belahan dunia lain.
KEMBALI KE ARTIKEL