Orang yang dalam keadaan bagaimanapun daruratnya mampu berdiri atas kemampuan sendiriuntuk menolong dirinya keluar dari kesulitan yang di hadapinya. Memiliki kedewasaan, kesabaran, tidak cepat puas dengan hasil yang di dapat, menyulap kelemahan menjadi kelebihan, menarik hikmah dari sebuah kegagalan, pantang menyerah dan tahan banting. Inilah yang di alami oleh Amir seorang wirausahawan di usianya yang baru menginjak 18 tahun. Anda semua pasti bisa menebak mengapa di usia mudanya yang seharusnya ia lakukan untukbersekolah justru di gunakan untuk bekerja mencari biaya hidup dan penghasilan sendiri. Amir adalah seorang pemuda asal semarang, dia anak pertama dari dua bersaudara, adiknya beruntung karena masih bisa melanjutkan sekolah, tidak seperti dirinya kini. Dia putus sekolah karena factor ekonomi, orang tuanya sudah tidak sanggup lagi untuk membiayai sekolahnya, akhirnya ia memutuskan untuk bekerja. Amir memulai usahanya dengan menjual minuman dingin di pinggiran jalan Malioboro, dengan bemodalkan uang kira-kira jutaan rupiah. Modalnya ia dapatkan dari pekerjaan sebelumnya. Sebelum menjadi seorang penjual minuman ia bekerja di sebuah pabrik di kota Yogyakarta, ia bekerja sebagai distributor atau pengantar barang produksi barang tersebut, namun tak lama kemudian ia memutuskan untuk berhenti menjadi karyawan pabrik, karena menurutnya gaji bekerja di pabrik tersebut tak bisa memenuhi kebutuhannya sehari-hari. “Belum tanggal tua, masih nyampe pertengahan bulan uang gaji saya sudah habis duluan mbak” jawab amir sambil tertawa saat di wawancarai, maka dari itu ia mencari pekerjaan yang setiap hari bisa menghasilkan uang. “Setidaknya mbak kalo saya kerja kaya gini ada uang buat makan tiap harinya, jadi gak harus nunggu satu bulan sekali” terang Amir saat di Tanya.