Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Amerta

18 Desember 2021   23:07 Diperbarui: 18 Desember 2021   23:08 76 0
Ketika masalah datang dunia tidak berhenti saat itu, semua tetap berjalan sebagaimana ketetapan Tuhan. Tiada yang tahu bagaimana akhir kehidupan. Apapun itu, keteguhan hati kunci utama.

    Tuhan mengerti seberapa kuat dirimu.
Saat kau merasa lelah adukan saja pada-Nya. Kuatnya hati tergantung seberapa besar rasa syukur. Dan ingat! harga diri yang pertama.

    Beberapa tahun lalu tepatnya setelah kejadian itu hidup ini begitu berubah. Kesenangan yang berturut mulai lenyap seiring jalannya waktu. Tiada yang salah dengan itu hanya saja aku masih kurang segala hal saat itu.


"CUKUP, ini menyakitkan ku mohon..."

Pagi hari di tanggal 21 September 2018
Gadis itu tengah melamun saat ini, 2 pilihan yang sangat sulit perlu ia pilih untuk masa depannya.

"Apa ini yang terbaik? ku mohon bantu aku Tuhan"

Menatap ke arah jam diatas meja yang sudah mengarah ke angka 9 membuatnya bergegas ke ruang keluarga. Ia yakin dengan pilihannya kali ini

"Semoga ini yang terbaik! semoga saja"

Berjalan dengan langkah gontai membuat kedua orang tuanya sedikit kebingungan

"Apa pilihanmu, Nak?"

Sekali lagi kebingungan itu muncul dibenaknya.
"Ini yang terbaik, kali ini pilihanku pasti tepat. Iya kali ini pasti tepat!" ujarnya dalam hati
Ayah yang melihat putrinya berdiri dan melamun itu menghampiri dengan senyum yang selalu terukir setiap detiknya

"Jadi bagaimana?" tanya sang Ayah kembali
"Pilihan kedua, aku memilih pilihan kedua!"

"Kau yakin dengan itu, Nak?" saut Bunda
"Aku yakin Bun, kali ini pasti tepat!"
"Baiklah, jika itu pilihanmu kita akan memulai itu besok"
"Iya, Ayah"

Dia Agathias Claudia remaja berusia 16 tahun yang akan mengawali kisah masa SMA disini. Pandangannya tertuju pada sebuah gedung besar di depannya. Masa lalu sedikit terbayang...
"tidak-tidak" batinnya
Suara sang Bunda mengalihkan pikirannya
 
"Kau siap?"
"Em, aku siap Bunda"
"Baiklah ayo masuk sekarang sayang"
"Iya Bun"

Sesampainya di ruangan yang telah ditentukan, sang bunda pun meninggalkan putrinya di depan gedung itu
"Sudah sampai, kamu baik-baik ya ikut MOS hari ini, Bunda yakin kamu pasti bisa sayang"
"Iya Bunda, terima kasih"
"Bunda pulang dulu ya, semangat!"
"Hati-hati dijalan Bunda"
"Siap sayang, sana masuk"
"Oke bun"

"It's okey Gath kamu pasti bisa"

Semenjak kejadian 3 tahun lalu tepat dimana ia masuk ke bangsu SMP banyak cacian hingga makian yang ia dapat dari teman-temannya. Entah ia saja awalnya tidak tahu mengapa banyak teman sekelasnya yang bersikap kurang baik dengannya. Namun, setelah tahu penyebabnya ia sedikit terkejut dan kecewa tentunya. Hari itu, hari ke 25 ia bergabung dengan teman barunya, ada 1 cowo yang sangat menarik perhatian gadis itu, cowo itu bernama "Ryan". Dia manis, pintar, dan sedikit cuek menurut Gath, namun entah apa yang terjadi justru Gath banyak melirik dan menaruh hati pada teman satu kelasnya itu.
Hingga tiba-tiba
"Kau.. kau menyukaiku bukan?"
Sedikit tersentak dengan pertanyaan cowo itu pada Gath dengan teman-temannya yang menatap kearah mereka berdua membuat Gath akhirnya hanya diam dan pergi begitu saja. Semenjak itu banyak anak sekelasnya yang bersikap aneh padanya. Memang benar Ryan termasuk cowo idaman di sekolah tapi, apa dia salah menyukai cowo itu? toh perasaan tidak bisa diajak kompromi.

"Ku peringatkan sekali lagi kau Gath, hanya siswa cupu, jelek, dan bodoh tang berani-beraninya menyukai Ryan ku" seru Audie kakak kelasnya.
"Rasakan ini, kau sangat pantas menerima itu... HAHAHAHA"

Tak terasa sudah hampir 1 tahun ia masuk ke jenjang SMA ini. Jujur ia merasa nyaman disini temen sekelasnya banyak yang bersikap baik dan terkesan peduli dengannya. Dibalik itu ada seorang cowo yang selalu memberi perhatian kecil dari kejauhan untuknya. Ya dia Am. Ammanuel Adelino cowo tampan yang belakangan ini sering menggangunya entah itu di sekolah maupun di rumah dengan segala chat yang dia berikan. Gath yang sedikit trauma dengan kejadian dulu sekarang terlihat lebih hati-hati saat berhubungan dengan orang lain, terutama cowo. Kejadian dulu masih terekam jelas di otaknya bagaimana Ryan yang dia suka tiba-tiba mengajaknya berkencan dan beberapa hari setelahnya ia dipermalukan didepan banyak orang.
Am sedikit berbeda menurutnya cowo itu lebih manis dan perhatian. Kalau boleh jujur Gath mulai menaruh hati pada cowo itu, namun lagi-lagi rasa ragu selalu menyelimuti hatinya.

Hari ini setelah pulang sekolah Am dengan sengaja mengajak Gath untuk pergi ke toko buku katanya.
"Kamu ikut aku ya, aku mau cari buku Biologi nih, mau ya?"
Sedikit berpikir dan akhirnya ia menyetujui itu, toh ia sudah mengenal Am lama.
"Boleh, tapi jangan lama-lama ya"
"Oke deh"

Memang benar mereka ke toko buku kok. Tapi, setelah pulang Am ngajak Gath dulu ke Cafe deket toko katanya ia haus dari tadi.
"Kamu mau minum apa? atau mau makan sekalian?"
"Engga aku ga laper ga haus juga, kamu aja yang pesen aku ga usah"
"Eh eh ga boleh gitu dong kan kamu udah nemenin aku, yaudah deh sama aja kalo gitu"
Gath hanya diam yang ia tahu Am itu sangat benci penolakan
Setelah makan selesai Gath sedikit aneh dengan pergerakan cowo didepannya ini. Mengapa ia tampak bingung? entah Gath juga belum tahu.
"Kamu kenapa?"
"Em... em"

Berakhir dengan pernyataan suka dari Am untuk Gath. Awalnya Gath sempet menolak mentah-mentah ajakan dari Am, namun setelah Am berusaha meyakinkan Gath bahwa ia bukan cowo yang ada di masa lalu Gath akhirnya Gath menerima itu.
Ya sebelum itu, Am bertanya mengapa Gath terkesan berbeda ketika bersama cowo dan dengan terpaksa Gath harus memberitahu Am perihal masa lalu yang ia simpan.
Kehidupan Gath setelah itu terlihat semakin baik dan senyuman manis itu telah banyak terlihat akhir-akhir ini.

Sekian

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun