Dimulai dari membaca berita tentang ISIS. Kekejaman-kekejaman yang mereka lakukan. Berlanjut terus membaca adanya permusuhan antara sunni dan syiah yang terjadi di tanah arab jauh di sana. Dan ternyata permusuhan yang terjadi jauh di tanah arab itu ternyata sudah menular kemana-mana bahkan sampai ke bumi Indonesia ini. Selama ini yang saya tahu hanya NU dan Muhammadiyah, selain yang itu saya tidak begitu pedulikan. Dan hubungan antara keduanya baik-baik saja. Sekarang saya tahu betapa terkotak-kotaknya Islam itu. Bahwa di luar NU dan Muhammadiyah terdapat banyak aliran lain yang saling bertentangan dan rela berkelahi sengit sampai bunuh-bunuhan. Mulailah rasa kedamaian saya di dalam beragama Islam terusik.
Pertanyaan saya adalah: Bolehkah saya menjadi Islam pribumi saja? Bukan syiah bukan sunni bukan NU bukan Muhammadiyah. Tidak berpihak ke sana atau ke sini. Hanya sekedar Islam pribumi yang menjalankan ke 5 rukun Islam dengan tenang dan damai. Menjalankan ke 5 rukun Islam semata untuk lebih mendekatkan diri kepadaNya?
Ataukah saya harus mulai menentukan berada dimana saya seharusnya, di pihak yang mana? Mulai menanya-nanyakan keislaman orang lain? Musuh atau kawan? Berdebat, bertengkar, bahkan kalau perlu ikut berangkat ke tanah arab sana untuk membunuh lawan-lawan saya?
Sekali lagi, saya hanya ingin menjadi Islam pribumi. Yang bisa kembali merasakan sholat yang damai, suasana masjid yang damai, bertemu dengan semua orang dengan damai. Menjalankan ibadah saya dengan tenang dan damai. Bolehkah?