Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Kisah Pahit Seorang Ayah: Kesendiriannya yang Merayap di Antara Kenangan Sang Istri

9 Januari 2024   19:51 Diperbarui: 10 Januari 2024   23:22 75 0
Bandung - Di balik senyumnya yang pernah hangat, terdapat seorang ayah yang tengah merangkak di lorong kesendirian. Warno (50) , seorang pria paruh baya yang terpinggirkan oleh keadaan. Meskipun raut wajahnya mencerminkan kebijaksanaan dan kehangatan, hatinya ternyata dirundung oleh kesepian yang dalam.

Seiring berjalannya waktu, Pak Warno harus menghadapi kenyataan pahit bahwa anak-anaknya telah tumbuh dewasa dan mengejar impian mereka sendiri lalu Istri nya harus meninggalkannya dari dunia ini. Rumah yang dahulu riuh oleh tawa dan cerita kini hanyalah saksi bisu dari waktu yang berlalu. Pak Warno harus menggenggam erat-erat kenangan yang mulai pudar, sementara kehampaan merajalela di dalam dinding rumahnya.

Setiap pagi, Pak Warno bangun untuk mempersiapkan jualannya yaitu berjualan nasi goreng keliling. Pak Warno melakukan kegiatan tersebut karena ia berkata "walaupun istri saya sudah tidak ada, dan anak-anak sedang mengejar impiannya masing-masing, saya harus tetap berjuang, saya harus tetap hidup" ucapnya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun