KomBes Community -- Masih tersisa sesasi rasa keseruan acara event kompasiana Nengkring Webinar bersama Bank Indonesia tentang Manfaatkan Produk Keuangan, ini adalah webinar ke 2 bersama Bank Indonesia dan keseruannya luar biasa, bagaimana kami Komunitas Kompasianer Brebes juga bersama -- sama menyepakati untuk bareng ikutan nangkring bersama.
Tidak mudah memang bagi kami untuk bisa mencari moment tepat bersama berkumpul pada waktu yang sama mengingat kita saat ini memiliki anggota lebih dari 70 anggota tersebar di brebes dan kota sekitar. Menariknya Even Kompasiana Nangring Webinar bersama Bank Indonesia memiliki energi yang luar biasa mengambil perhatian teman -- teman yang semangat ingin bergabung dan ingin lebih tahu tentang apa sih isi materi event ini.
Ya tentu bisa jadi ada yang memiliki motivasi lain untuk langsung live belajar dengan Mas Chicco Jerico aktor & enterpreneur yang menjadi salah satu narasumber hehehe, sementara dari Bank Indonesia menghadirkan Ibu Ita Rulina Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial, Bank Indonesia, acaranya sangat seru!!.
Nurdian kompasianer brebes (KomBes Community) mengatakan bahwa perlunya nangkringin webinar kompasiana tentang produk keuangan, "materi yang dipilih sangatlah cocok dicari oleh para peserta kami, karena sebagian besar dari KomBes juga menjalani usaha yang tentunya berhubungan dengan permodalan serta bisnis yang mereka jalani." Katanya.
Masih menurut dian, kehadiran Chicko Jeriko tentu saja menyajikan sebuah gambaran bagi para enterpreneur yang membutuhkan tips dan trik menjalani usaha di masa pandemi saat ini. " harapannya agar usaha yang mereka jalani tetap berjalan dan tak kehilangan modal usaha apalagi sampai rugi bahkan gulung tikar " tambahnya.
Event ditutup dengan performasi Gamaliel & Audrey -- Musisi, sebagai hiburan dan pengundian hadih bagi peserta yang beruntung.
Kita mulai dari sisi korporasi, semisal korporasi jualan lalu barang jualannya dijual ke pasar. Maka ada rumah tangga yang belanja disitu, sementara sebagai disatu sisi korporasi memiliki pegawai - pegawai yang digaji.
Sebagian gaji ada yang dibelanjakan, ada yang ditabung atau diinvestasikan, sekarang apakah harus di bank ? Ternyata tidak mesti, sebagian ada yang mengalokasikan investasi emas, perhiasan. Ada juga yang memiliki hobi beli cincin sebagai bentuk investasi. Untuk bank sendiri, Â setelah mendapat sisa dari rumah tangga dia akan dikumpulkan dananya dan dikembalikan ke korporasi sebagai bentuk pinjaman.
Apabila sedang ekonomi bagus, usahanya untung, korporasi banyak menjual banyak produk, gaji pegawai naik, mungkin tabungannya juga banyak sehingga sebagian ada taung dan investasi. Bagaimana saat ekonomi lesu, saat itu juga akan mengalami penurunan penjualan.
Ketika koorporasi tidak bisa produksi banyak, maka mau tidak mau mengurangi jumlah pegawai. Otomatis pegawai akan berdampak pada daya belanja yang menurun. Sehingga lambat laun dana yang di perbankan akan diambil dan berdampak pada Perbankan yang menurun.
Gambaran risiko menular yang sederhana, perilaku kita sekecil apapun akan memberikan dampak pada sistem keuangan. Maka kita ajak keluarga, saudara kita untuk berperilaku sebenarnya dalam kehidupan sehari -- hari.
Korelasi antara keuangan dengan pengeluaran kita dalam berbelanja ternyata terkait dengan perekonomian dan sistem lainnya. Perkembangan proses jual beli saat inipun semakin maju dan berbagai kreasi dan inovasi.
Kalau model konvensional menggunakan bayar cash berbentuk uang dalam melakukan transaksi. Namun seiring perkembangan zaman dan kemudahan setiap orang mengakses internet serta memiliki smartphone dengan berbagai fitur canggih.
Go Digital, menuju perubahan kemudahan dengan digital seperti pembayaran melalui media bank hanya dengan melalui media handphone tanpa harus mentransfer melalui ATM. Belum lagi ada aplikasi Go Pay, OVO, dan masih banyak fitur lainnya dari masing -- masing Onlineshop.
Sebagai pelaku UMKM pun harus bisa cerdas dan cepat tanggap menghadapi perkembangan zaman yang mereka bisa menawarkan produknya bukan hanya secara luring atau luar jaringan (offline), namun juga secara daring atau dalam jaringan (online).
UMKM harus berdaya dan diberdayakan, agar mereka jangan tertinggal dan berusaha meningkatkan kualitas produknya agar lebih luas pemasarannya tanpa batas melalui media e-commerce atau onlineshop.
Media online saat ini menjadi pilihan yang "manis" bagi pelaku UMKM agar lebih mengembangkan sayap usahanya. Tentu dengan bekal keahlian dalam pemasaran online sebagai penunjang peningkatan kesejahteraan ekonomi.
Dalam hal ini, Bank Indonesia memiliki banyak tugas, salah satunya adalah menjaga kondisi makroprudensial diantaranya stabiltias sistem keuangan. BI juga harus memonitor elemen sistem keuangan lainnya misalnya korporasi, rumah tangga serta industri keuangan non bank.
Semakin UMKM sukses dalam penjualan produknya, itu juga akan berdampak baik pada sistem keuangan dan sistem ekonomi di Indonesia ini. Semoga dalam situasi saat ini, pelaku UMKM masih terus berkreasi dan berinovasi dalam menawarkan produknya dan mendapat hasil maksimal dari penjualannya. ( LH/Azam )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H