Dengan adanya program kemdikbud untuk menghapus segala perploncoan saat MOS memberikan kegembiraan bagi para siswa dan orangtua.
Apalagi ada hari antar anak di hari perdana sekolah menambah hubungan keluarga dan sekolah semakin romantis.
Namun, masih ada yang mengganjal di hati. Jangan-jangan siswa baru sedang bergilir perpeloncoan intelek dari gurunya.
Guru melakukan perpeloncoan?
Guru mengajar tanpa peduli siswanya paham atau tidak. Guru memberi tugas tanpa memperkirakan apakah siswa akan mampu mengerjakannya atau tidak.
Tidak sedikit anak-anak meminta orangtua untuk mengerjakan tugasnya. Tidak jarang anak anak lari ke warnet untuk meminta operatornya mengerjakan tugas sekolah. Apakah ini layak dilakukan guru?
Ah itu kan hanya sebagian anak saja! Iya sebagian, tapi jumlahnya banyak. Sampai-sampai orangtua mabuk kepayang karena harus jadi guru yang sebenarnya di rumah karena di sekolah kebagian guru jadi-jadian.
Apakah ini akan terus dilestarikan?
Kalau guru tak bisa memberi tugas yan tepat, sudahlah tidak perlu memberi tugas rumah. Semua tugas kerjakan saja di sekolah dengan waktu seadanya.
Masih ngotot ingin memberi tugas? Cobalah menjadi guru agak cerdas sedikit agar kebodohan kita tidak terlalu tampak di mata orang tua yang tak lulus SD. Hi..Hi..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H