Apa masih belum terangkah  hinaan  mereka yang secara pulgar menyebut ulama kita dengan sebutan ulama syetan, ulama t *  i  , ulama anjing,babi ,curut dan  masih banyak lagi , yang pasti ulama Nusantara disematkan dengan nama-nama hewan atau binatang  yang persis ada dikebun binatang.
Apa masih kurang jelaskah hinaan dari kaum Ba,alawi yang kasih stempel Kepada ulama Nusantara sebagai penjilat,kiyai bayaran,kiyai abal-abal yang berkongsi dengan penguasa yang dzolim, Kiyai mata duitan, dan sederet kalimat sejenisnya.
Masih kurang ajarkah hinaan mereka yang menghardik ulama NU sekelas Gus Dur sebagai ulama yang buta mata dan buta hati, antek Yahudi , dan masih terlalu banyak hinaan,celaan, hardikan dan dan caci maki yang dialamatkan kepada Gus Dur dan ulama Nusantara lainnya, ulama pribumi asli yang sudah sangat berjasa terhadap NKRI ini?.
Belum lagi menyangkut hal yang sangat prinsip dari negara kita.Apa Masih belum  terang benderang kalau pentolan habaib yg nyata-nyata menghina dasar negara kita  Pancasila dengan sebutan yang tidak sepantasnya ,dan ingin menggantinya dengan khilafah bahkan menyetujui gerakan organisasi teroris ISIS, atau
mereka yang selalu mengkampanyekan khilafah sebagai solusi semua persoalan bangsa karena menganggap Pancasila togut , dan masih banyak lagi narasi provokatif yang ditujukan kepada dasar negara Pancasila , yang ujung-ujungnya  ingin mengganti Pancasila dengan system Khilafah.
Belum lagi soal cerita,dongeng tahayul,khurafat yang terus dijejalkan kepada Muhibin mereka,tentang keistimewaan kelompok  mereka , sampai ada yg mampu melakukan Mi,roj dalam satu malam tujuh puluh kali bertemu Allah SWT,  kebiasaan  mengancam tidak dapat syafaat kalau tidak patuh kepada mereka,apalagi membencinya,sementara perilaku mereka ibarat panggang jauh dari api, tapi menuntut dihormati dan dicinta sampai minta dicium kakinya.
Agama apa yg menyuruh umatnya menyukai caci-maki, mencintai kepandaian menghina dan menghardik orang lain, beringas, teriak seperti kesetanan saat melontarkan hinaan, melakukan ghibah, mengkafirkan saudaranya sesama muslim.
Bukankan Islam melarang semua perbuatan tersebut, apalagi mengikuti dan menyetujui, justru Islam memerintahkan umatnya  melakukan makruf nahi munkar terhadap segala jenis kemaksiatan,termasuk berbagai macam perilaku yang tersebut diatas, apalagi kebiasaan caci-maki,hinaan, cercaan ,keberingasan dilakukan dalam satu tarikan napas dengan kalimat Takbir. Tidakah ini menista agama. Aneh , perilaku menista agama tapi minta dihormati sampai mengancam tidak akan masuk surga karena tidak dapat syafaat. Mereka benar-benar telah mengambil alih otoritas ketuhanan Allah.
Itulah sebagian saja dari perilaku kaum imigran Yaman, yang sudah sejak lama membuat kegaduhan di negeri tercinta Indonesia, yang saat ini sedang mendapat pembelaan yang luar biasa dari para elit NU.Begitu ada yang berani mengungkap nasab habaib tidak tersambung ke Rosulullah, mereka membelanya mati-matian ,bahkan menuduh  kiyai Imaduddin Al Bantani yang berani mengungkap kepalsuan nasab habaib ,  sebagai agen Wahabi bahkan khawarij yang hanya ingin memecah belah umat Islam.
Mengapa Rais PBNU dan pengurus PBNU lainnya tidak seperti  pimpinan NU sebelumnya. Nahdliyin merindukan disosok  pemimpin NU yang bukan cuma seorang kiyai,yang merasa sudah paling benar dan skeptis terhadap kebenaran lain, tapi juga seorang yang berpikir terbuka  seperti kiyai Ma,Ruf Amin,kiyai Sahal Mahfud, Gus Dur, kiyai Agil Siradj, Buya Ali Yafi, kiyai Hasyim Muzadi. Mereka adalah pimpinan NU dengan cakrawala berpikir yang luas,terbuka dan tidak skeptis terhadap lahirnya pendapat baru dari siapapun,apalagi dari sesama kader NU sendiri seperti kiyai Imaduddin Al Bantani yang tdk lain kader sendiri, pengurus wilayah NU Banten.
Astagfirullahal adzim.
Wallahu A,alm bisshowab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H