Program ini sudah berlansung sejak tahun 1996, dilaksanakan tiap tahun selama 4 hari tiga malam, dengan lokasi di berbagai pedesaan yang asri. Dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa tidak cukup murid-murid hanya mengalami dinamika kota metropolitan saja, mereka harus merasakan bagaimana hidup di antara masyarakat pedesaan yang bersahaja dan sangat kaya akan berbagai potensi alam. Gagasan ini hanya akan muncul jika kita terus membuka diri untuk belajar dari berbagai pihak, selalu mengadakan inovasi dan perbaikan, serta tentu saja terus berkarya demi kemajuan bersama. Jadi, merdeka belajar hanya dapat diwujudkan oleh guru merdeka yang selalu belajar, berkarya, dan mewariskan bagi sesama.
Daftar bacaan:
Ahmad Bahruddin, dkk., Pendidikan yang Memerdekakan, Yogyakarta: Penerbit Dialektika, 2020.
Ki Hadjar Dewantara, 2013 (cetakan kelima), Pemikiran, Konsepsi, Sikap Merdeka, Penerbit: UST Press bekerja sama dengan Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa.
Viktor E. Frankl, Man's Search for Meaning, New York: Simon and Schuster, Touchstone Edition, 1984. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H