Mohon tunggu...
Drs. Komar M.Hum.
Drs. Komar M.Hum. Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Al-Izhar dan Fasilitator Yayasan Cahaya Guru

Berbagi dan Menginspirasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ngopi Satu: Ngobrol Pendidikan Santai dan Bermutu

5 September 2019   15:04 Diperbarui: 11 September 2019   07:25 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lia :     Tepat sekali. Jika kita menggunakan metafora tersebut, maka kualitas guru juga ditentukan oleh dua hal, yaitu integritas  dan kapabilitas. Integritas terkait dengan sikap mental, nilai-nilai yang sudah mendarah daging dalam dirinya. Sedangkan kapabilitas merupakan kemampuan teknis terkait dengan pelajaran yang diampunya. Keduanya harus dimiliki secara utuh, tidak bisa dipisahkan.

Ila  :     Mungkin integritas istilah lainnya adalah "soft competency", kondisi psikis, nilai-nilai yang dianut seseorang, yang cenderung dipengaruhi oleh keyakinan dan visi dirinya. Adapun kapabilitas adalah "hard competency", modal intelektual dan keterampilan untuk memudahkan  menjalankan tugas agar mencapai hasil optimal.

Ali  :     Wuidih keren.

Lia :     Pertanyaan selanjutnya adalah apa saja indikator pembelajaran berkualitas?

Ali  :     Kalau merujuk pada pola jawaban di atas, saya punya dua indikator, yaitu kualitas manajemen kelas dan kualitas konten. Kemudian muncul pertanyaan turunannya, apa saja variabel manajemen kelas dan konten berkualitas?

Lia :     Ya begitulah. Pertanyaan dan jawaban akan selalu bersifat sirkuler, melahirkan pertanyaan berikutnya yang menuntut jawaban yang akan melahirkan pertanyaan baru. Dari proses inilah peradaban kita terbangun.

Ila  :     Menurut saya, kualitas manajemen kelas sangat ditentukan oleh kemampuan guru menata waktu secara efisien pada setiap pertemuan, membangun atmosfir pembelajaran yang kondusif, dan metode yang bervariasi. Sedangkan dari segi konten, guru tidak boleh terpenjara oleh buku teks, harus mengaitkan tema yang sedang dibahas dengan dinamika yang terjadi di luar sana, baik dalam skala lokal, nasional, maupun global. Ruang kelas jangan menjadi penjara mental bagi anak. Guru harus mampu menjebol dinding kelas agar terkoneksi dengan dunia luar. Tanpa terobosan seperti itu maka kurikulum justru akan mengerdilkan wawasan anak.

Lia :     Saya kira jawabannya sudah sangat detil.

Ali  :     Pertanyaan terakhir saya, bagaimana upaya-upaya menuju ke arah sana?

Ila  :     Meningkatkan kualitas pembelajaran, maksudnya?

Ali  :     Ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun