Mohon tunggu...
Komang Wikan Dyatmika
Komang Wikan Dyatmika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

mahasiswa ilmu komunikasi UNAIR

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Optimalisasi Pertanian Berkelanjutan Mahasiswa BBK 5 UNAIR Perkenalkan Pupuk Hayati Ramah Lingkungan

31 Januari 2025   17:42 Diperbarui: 31 Januari 2025   17:42 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemaparan materi pembuatan pupuk hayati (Biome) Sumber: Dokumentasi Pribadi

Kendalrejo, Banyuwangi - Kegiatan BBK (Belajar Bersama Komunitas) 5 Universitas Airlangga yang biasa dikenal sebagai program KKN menjadi momen paling tepat bagi mahasiswa untuk berkolaborasi merancang dan menuangkan ide-ide kreatif yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat secara nyata. seperti yang dilakukan oleh Mahasiswa Universitas Airlangga pada kegiatan Belajar Bersama Komunitas yang berada di Desa Kendalrejo membuat program penggalakan pupuk hayati yang bernama Bio Fertilizer yang bermanfaat untuk proses pertanian berkelanjutan. Lokasi kegiatan ini berada di Balai Desa Kendalrejo. Dimana saat melakukan survei lokasi mahasiswa BBK mendapatkan keluhan petani yang kerap mengalami gagal panen akibat terserangnya tanaman dengan hama, yang mana pada saat itu para petani hanya bergantung pada pupuk kimia dan kurangnya akses fasilitas pupuk bersubsidi yang dapat dijangkau oleh seluruh petani di Desa Kendalrejo.

"Selama ini saya mengkhawatirkan ketika menggunakan pupuk kimia atau pestisida itu secara terus-menerus, bukan hanya kesehatan tanah yang mengalami gangguan, dimana ph tanah terkadang menjadi tidak seimbang yang mengakibatkan terhambatnya tumbuh kembangnya tanaman, dan kesehatan petani juga menjadi dampak selanjutnya" ujar salah satu petani Kendalrejo.

Dari berbagai keluhan petani tersebut kelompok BBK 5 Kendalrejo membuat inovasi pupuk hayati yaitu Bio Fertilizer yang berawal dari indukan pupuk yang didapat dari pusat riset Universitas Airlangga kemudian dapat diperbanyak menjadi beberapa jerigen yang berisi pupuk siap pakai. Dimana bahan yang digunakan dalam penggunaan pupuk Bio Fertilizer merupakan bahan organik dimana setelah mendapatkan indukan pupuk tersebut, kemudian diberi campuran molase dengan air dengan perbandingan 1:1 kemudian ditunggu selama 1 hari hingga muncul endapan, dan kemudian campuran molase tersebut dituang dalam jerigen 10 liter dan diberi air 9 liter kemudian tambahkan indukan pupuk 1 liter, lalu yang terakhir ditunggu selama 3 hari dan pupuk siap digunakan. Tidak berhenti disitu ketika pupuk tersebut tersisa 1 liter bisa digunakan bahan untuk memperbanyak lagi produk pupuk tersebut ke dalam jerigen dan menggunakan tata cara yang sama sebagai indukan pupuk.

Pemaparan materi pupuk hayati oleh Agus Supriyanto drs., M.Kes Sumber: Dokumentasi Pribadi
Pemaparan materi pupuk hayati oleh Agus Supriyanto drs., M.Kes Sumber: Dokumentasi Pribadi

Kegiatan ini terlaksana dengan bentuk workshop dimana pada awal kegiatan berisi materi-materi yang berhubungan dengan produk Bio Fertilizer mulai dari definisi produk, keunggulan produk, cara penggunaan produk yang berisi tentang takaran dan dimana petani harus menuang pupuk tersebut, kemudian cara pembuatan pupuk, kemudian dilanjutkan sesi tanya jawab. Selama penyampaian materi hingga tanya jawab kegiatan ini dilakukan secara hybrid dimana para petani di Desa Kendalrejo berkumpul di suatu ruangan di Balai Desa Kendalrejo dan sesi materi menghadirkan pemateri yang memiliki pemahaman secara kompleks terhadap produk tersebut yaitu dari Pusat Riset Rekayasa Molekul Hayati dengan bapak Agus Supriyanto drs., M.Kes. Setelah materi dan sesi tanya jawab berakhir dilanjutkan sesi demo cara memperbanyak biang pupuk yang dilakukan oleh Mahasiswa BBK Universitas Airlangga Kendalrejo. Produk pupuk Bio Fertilizer ini akan lebih bagus ketika dikombinasikan dengan kompos yang berasal dari limbah organik rumah tangga, sehingga dapat mengurangi jumlah sampah organik rumah tangga yang ada di Desa Kendalrejo

Acara ini mendapatkan antusiasme yang tinggi dari kalangan petani, dimana mereka mendapatkan pengetahuan baru terhadap produk pupuk Bio Fertilizer. Petani dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk membeli pupuk non-subsidi dan petani dapat dengan mudah mendapatkan produk pupuk yang berkualitas dengan biaya yang terjangkau. "Kalau menggunakan pupuk subsidi, di desa ini baru saja ada 2 agen yang mendapatkan izin untuk mengedarkan pupuk subsidi, dan tidak hanya itu, untuk mendapatkan pupuk bersubsidi juga ada persyaratan seperti minimal luas lahan, sehingga tidak semua petani bisa mendapatkan pupuk bersubsidi itu" Ujar Pak Sugi. Oleh karena itu kelompok BBK 5 Universitas Airlangga di Kendalrejo menjembatani antara Pusat Riset Rekayasa Molekul Hayati yang membuat produk indukan pupuk kepada petani untuk masa yang akan datang petani dapat mendapatkan akses Bio Fertilizer ini dengan mudah.

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun