Manusia Pertama dalam Agama Hindu
      Agama Hindu memiliki berbagai kitab suci atau purana-purana yang menjelaskan proses kelahiran dari umat manusia ke dunia. Menurut Agama Hindu, manusia yang pertama lahir ke dunia adalah Manu. Melalui Manu kemudian lahir makhluk-makhluk lainnya. Tuhan menciptakan Manu yang merupakan gambaran sempurna diri-Nya dengan wajah mirip yang manusia saat ini untuk menciptakan kehidupan. Manu membagi dirinya menjadi dua yaitu sebagai laki-laki dan perempuan. Maka terciptalah suami-istri.
Panca Sraddha sebagai Dasar Keyakinan Agama Hindu
      Dasar keyakinan agama Hindu adalah Panca Sraddha. Panca Sraddha berakar dari kata panca yang berarti lima dan sraddha yang berarti keyakinan, jadi dapat diartikan bahwa panca sraddha adalah lima kepercayaan/keyakinan utama umat Hindu. Panca Sraddha merupakan fondasi fundamental untuk menjalani kehidupan spiritual agama Hindu. Bagian-bagian dari Panca Sraddha adalah sebagai berikut:
- Brahman
- Widhi sradha bhakti atau brahman adalah keyakinan kepada satu kekuatan tertinggi dalam dunia yaitu Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan sumber dari segala sesuatu di alam semesta. Tuhan Yang Maha Esa tidak dapat dilihat oleh mata biasa, namun beliau tetap ada dimana-mana, akan sangat sulit untuk mendefinisikannya sebab Tuhan adalah serba maha dan mengatasi segalanya.
- AtmanÂ
- Atman atau atma sraddha adalah keyakinan terhadap keberadaan jiwa atau roh yang kekal dan abadi di dalam diri setiap makhluk hidup. Atman merupakan bagian kecil dari Brahman (Ida Sang Hyang Widhi Wasa). Atma menghidupi para makhluk hidup di alam semesta ini. Dalam kitab Bhagawadgita disebutkan sifat-sifat atma yaitu; Achodya artinya tak terlukai oleh senjata, Adahya artinya tak terbakar oleh api, Akledya artinya tak terkeringkan oleh angin, Accahya artinya tak terbasahkan oleh air, Nitya artinya abadi, Â Sarwagatah artinyadimana-mana ada, Sthanu artinya tak berpindah-pindah, Acala artinya tak bergerak, Sanatana artinya selalu sama, Awyakta tak dilahirkan, Achintya artinya tak terpikirkan, dan Awikara artinya tak berubah dan sempurna.
- Karma
- Karmaphala terdiri dari dua kata yaitu karma dan phala yang berasal dari bahasa Sansekerta. Karma berarti perbuatan dan phala berarti buah, hasil atau pahala. Jadi karmaphala artinya hasil dari perbuatan. Karmaphala Sradha adalah keyakinan tentang adanya karmaphala atau hasil perbuatan. Setiap perbuatan susila atau asusila yang kita lakukan pastinya nanti akan mendapatkan hasil/buah yang sesuai dengan yang kita perbuat sebelumnya, perbuatan baik yang kita tanam maka hasil yang dipetik pun adalah hasil yang baik pula begitu juga sebaliknya. Karmaphala yang akan membawa roh kita setelah meninggal akan mendapatkan tempat yang sebagaimananya. Pembagian Karmaphala adalah yaitu:
- Sancita Karmaphala, yaitu phala dari perbuatan kita terdahulu yang belum habis di nikmati dan masih merupakan benih-benih yang menentukan kehidupan kita yang sekarang.
- Prarabda Karmaphala, yaitu phala dari perbuatan kita pada kehidupan ini tanpa ada sisanya.
- Kriyamana Karmaphala, yaitu hasil perbuatan yang tidak sempat dinikmati pada saat berbuat sehingga harus diterima pada kehidupan yang akan datang.
- Karma adalah hukum sebab-akibat yang mengatur tindakan manusia. Keyakinan ini menyatakan bahwa setiap tindakan akan membawa konsekuensi, baik di kehidupan sekarang maupun kelahiran berikutnya.
- Punarbhawa
- Punarbhawa atau reinkarnasi adalah keyakinan bahwa atman atau jiwa manusia akan terlahir kembali setelah kematian dalam bentuk kehidupan baru, berdasarkan akumulasi dari karma di kehidupan sebelumnya.
- Moksa
- Moksa adalah tujuan terakhir dari umat manusia khususnya umat yang beragama Hindu. Kata Moksa berasal dari bahasa Sansekerta dari kata "muc" yang berarti membebaskan, mengeluarkan atau melepaskan. Dari urat kata ini kemudian menjadi mukta/moksa yang berarti kelepasan atau kebebasan Moksa adalah kebebasan dari keterikatan duniawi dan terlepasnya atman dari pengaruh maya serta dapat bersatu kembali dengan Brahman yaitu Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Bunuh Diri Menurut Agama Hindu
Bunuh diri adalah suatu perbuatan yang disengaja untuk menghilangkan nyawa sendiri sebagai sebuah jalan pintas. Bunuh diri dilakukan oleh seseorang yang sudah memiliki depresi berat sehingga sudah tidak sanggup untuk menjalani kehidupannya lagi sebagai manusia. Penyebab terjadinya bunuh diri beragam, mulai dari kondisi psikis, mental, dan emosi seseorang yang berada di titik terendah hidupnya. Ketika seseorang sudah berada di titik terendah dalam hidupnya tidak ada yang dapat mencegah keputusannya untuk bunuh diri. Setiap orang memiliki kondisi yang berbeda, tidak semua orang kuat menghadapi suatu masalah dalam hidupnya. Sebenarnya setiap orang dibuild dengan kondisi mental yang berbeda sehingga ketika suatu masalah bagi kita sepele bukan berarti sepele dengan orang lain.
Cara untuk mencegah/mengatasi bunuh diri menurut Hindu adalah dengan meningkatkan spirituallitas dari diri sendiri. Ajaran agama Hindu memberikan ketenangan batin yang sangat dibutuhkan oleh orang yang memiliki masalah mental dan depresi. Adapun hal-hal yang dapat dilakukan oleh kita yaitu:
- Perkuat iman dan spiritualitas untuk ketenangan batin dan pikiran.
- Mengembangkan kesabaran dan kebijaksanaan untuk menghadapi masalah.
- Menerapkan prinsip dharma.
- Pemberian dukungan sosial kepada teman/keluarga yang mengidap depresi.
- Melibatkan diri dalam aktivitas positif untuk menambah relasi dan wawasan
- Mencari bantuan profesional dengan datang ke psikolog/psikiater
- Mempelajari ajaran karma dan reinkarnasi untuk mengetahui pentingnya kehidupan dalam Agama Hindu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H