Mohon tunggu...
Komang Widhi
Komang Widhi Mohon Tunggu... Editor - Indie Filmmaker

Suka menonton film

Selanjutnya

Tutup

Film

Cinta Pertama, Kedua & Ketiga: Kepedihan dalam Keharmonisan Rumah Tangga Setelah Menikah Lagi

21 Juli 2022   16:58 Diperbarui: 21 Juli 2022   17:04 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Kehidupan di rumah tangga dimana orang tua menikah dalam kedua kalinya tidaklah selalu buruk seperti di film Cinderella (2015), tetapi juga tidak selalu manis seperti The Parent Trap (1961). Film ini diwarnai dengan kehidupan remaja millenial yang relatable, dibumbui dengan twist kisah cinta terlarang adik dan kakak tiri yang sangat romantis.

Seperti film-film Gina S. Noer yang lain yakni Dua Garis Biru (2019), kesan adegan romansa sangat mempunyai khas tersendiri, contohnya adalah adegan dansa yang dimainkan oleh Ira Wibowo dan Slamet Rajardjo Djarot. Tidak lupa ditambahi sedikit adegan dewasa yang tidak terlalu eksplisit yang dimainkan oleh Angga Yunanda, Putri Marino.

Tidak jauh dari kata-kata relatable lagi, kehidupan remaja millenial dalam mengurus orang tuanya biasanya memang serba salah. Remaja yang tidak jauh dari kata nakal juga ingin menikmati hidupnya, tetapi tiba-tiba disambar dengan sebuah kedilemaan, sebuah tanggung jawab yang harus ia pikul.

Raja (Angga Yunanda) jatuh cinta dengan Asia (Putri Marino), tetapi dengan waktu yang bersamaan, orang tua mereka- Dewa (Slamet Rajardjo Djarot) bertemu dengan Linda (Ira Wibowo) yang akan dilanjutkan dengan adegan dansa dimana mereka berdua juga saling jatuh hati.

Mereka kerap bertemu dan dansa setiap hari, hingga pada akhirnya Raja dan Asia telah menyadari bahwa orang tuanya saling menyukai satu sama lain. Dewa yang tulus dan sabarsangat menerima ketidaksempurnaan Linda yang mengalami penyakit kanker payudara. Dari situ juga, Raja dan Asia merasa bahagia dan menerima mereka hingga merencanakan pernikahan Dewa dan Linda meskipun mereka juga mempunyai sedikit perasaan cinta satu sama lain. 

Meskipun secara visual film ini sangat berwarna, seperti film Cinderella (2015), kehidupan mereka pun tidak selalu bahagia, kehidupan memang selalu naik turun, setiap keluarga pastinya mempunyai masalah masing-masing seperti yang dialami oleh keluarga Dewa dan Linda.

Tidak lupa dengan Raja dan Asia yang dari awal memang mereka mempunyai perasaan meskipun pada akhirnya mereka harus menahan rasa itu ketika mereka telah menjadi kakak dan adik tiri. Seiring dengan kegiatan yang mereka lakukan sehari-hari yang membuat mereka berdua lebih dekat, Raja dan Asia pun bertambah rasa cintanya, hingga pada suatu malam Linda memergoki mereka yang sedang berciuman di gelapnya ruang tamu.

Linda dan Dewa, seperti halnya orang tua yang lain, pastinya sangat kesal mengetahui hal itu. Dewa sangat memarahi Raja karena tidak terus terang menyatakan perasaannya lebih awal. Tetapi pada saat itu juga mereka juga merasa bersalah karena mengorbankan cinta anak-anak kesayangannya demi mereka.

Mengesampingkan percintaan, seperti orang tua pada umumnya, seiring bertambahnya usia dan masalah dalam keluarga, Dewa mudah terkena penyakit. Dewa pun mengalami demensia, yang mana membuat anak-anaknya semakin bingung dan kerepotan untuk mengurusnya yang pada akhirnya Dewa, didampingi oleh Linda, membuat keputusan untuk pergi ke panti jompo agar terhindarkan dari anak-anaknya yang kerepotan.

Beberapa minggu terlewati, Raja dan Asia yang akhirnya sadar dan tidak setuju dengan kepergian orang tuanya, meminta orang tuanya untuk pulang ke rumah untuk menunjukkan kepada mereka bahwa sebuah kebersamaan adalah hal terpenting dari sebuah keluarga.

Meskipun film ini tergolong film dengan laju plot yang lamban dan bertele-tele di awal, yang membuat film ini terlihat dipaksakan dan menjadikannya “exhausting” sebelum masuk di konflik utama, performa masing-masing pemeran berhasil untuk menutupi semua kekurangan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun