Mohon tunggu...
Komang Kembar Suardani Yasmi
Komang Kembar Suardani Yasmi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jnana Marga sebagai Implementasi Ajaran Sraddha dalam Brahmavidya

15 Maret 2023   18:52 Diperbarui: 15 Maret 2023   18:54 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap agama memiliki entitas yang dipercaya memiliki kekuasaan yang mutlak akan alam semesta dengan sebutan tuhannya masing masing. Pada umumnya umat akan melakukan suatu aktivitas seperti sembahyang, berdoa, mempersembahkan suatu hal sebagai wujud bakti yang bersumber dari pakem pakem masing masing kepercayaan. Bakti tersebut dilakukan dengan berbagai macam tujuan, mendekatkan diri ke hadirat Tuhan, memohon rezeki, keluarga, karir dan lainnya. Hal yang sama juga dilakukan oleh umat Hindu.Umat Hindu memiliki keyakinan terhadap keberadaan Tuhan atau yang dikenal dengan sebutan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Brahman dan turut melaksanakan bhakti atau swadharmaning agama. 

Tuhan merupakan entitas yang puncak dalam heirarkis alam semesta. Sebagai suatu entitas yang mutlak dan tidak dapat digambarkan terkadang para umat yang memujannya tidak dapat memikirkan seperti apa wujud-Nya. Begitu pula yang dirasakan umat beragama hindu di berbagai belahan bumi. Wujud beliau yang dikenal sebagai Nirguna Brahman atau Tuhan yang tak terwujudkan (abstrak). Dalam sloka Rg Weda X.129.6 dijelaskan : 

"Sesungguhnya siapakah yang mengenal-Nya. Siapa pula yang dapat mengatakan kapan penciptaan itu. Dan kapan pula diciptakan alam semesta ini, diciptakan dewa-dewa. Siapakah yang mengetahui kapan kejadian itu?"

Dari sloka diatas dapat dijelaskan bahwa tidak ada siapapun dapat memahami dan mengetahui wujud Wujud, kapan Dia menciptakan alam semesta dan segala isinya, bahkan kapan Tuhan menciptakan para dewa. Entitas Tuhan tidak dapat dijelasakn dengan rinci dan detail serta wujud-Nya tidak dapat digambarkan. Namun Brahman memiliki sifat sifat yang dapat kita bayangkan kemahakuasaanya. Dalam kitab suci Weda dijelaskan sifat kemahakuasaan brahman salah satunya adalah beliau bersifat Sarwagata yang artinya Tuhan maha besar meliputi seluruh jagat raya. Brahman sebagai penguasa alam semesta tentu memiliki jangkauan yang sangat luas hingga bisa menghidupi begitu banyak makhluk di alam semesta ini bahkan alam semesta pararel lainnya. Namun dengan sifat sifat tersebut belum cukup untuk dapat membayangkan personality dari Tuhan itu sendiri. Ini terkadang membuat umat mengalami kesulitan dalam memusatkan dan menggambarkan wujud-Nya. Disamping itu pula Nirguna tidak dapat mekonstruksi wujud kemahakuasaan Tuhan yang berdampak terhadap pengetahuan akan kemahakuasaan Tuhan. Agar dapat merepresentasikan bentuk bentuk kemahakuasaan Tuhan, Ajaran Agama Hindu memanifestasikan Tuhan kedalam wujud tertentu yang dikenal dengan sebutan Saguna Brahman (personal god), Tuhan yang dapat digambarkan, misalnya sebagai sosok dewa dengan kulit biru duduk dan dipayungi oleh ular berkepala banyak. Dengan demikian umat akan dapat membayangkan dalam fokus pemikiran mereka mengenai dewa tersebut.Dalam kondisi ini agama hindu tidak dapat diartikan sebagai agama yang Polytheisme atau percaya terhadap banyak Tuhan, sebab Tuhan dimanifestasikan atau diwujudkan dalam sesosok dewa yang memiliki tugas tertentu. Dalam bait ke-3 Tri Sandya yang diambil langsung dari Siwa Tattwa menyebutkan bahwa :

O tva iva tva mahdeva

 vara paramevara

 brahm viuca rudracab 

purua parikrtit

 Yang maknanya Tuhan disebut siwa, mahadewa, iswara, parameshwara, brahma, wisnu, rudra dan juga disebut sebagai purusa. Dari kutipan tersebut, Brahman pada dasarnya adalah tunggal, namun Dia disebut dengan banyak dewa yang memiliki tugasnya masing masing. Dengan demikian Penggambaran Tuhan dalam bentuk personal (Saguna Brahman) dapat membantu umat dalam memfokuskan diri mereka kepada brahman dalam rangka pelaksanaan bhakti dan bukan menjadikan hindu sebagai agama polytheisme. 

Meyakini kemahakuasaan Tuhan merupakan salah satu sikap sraddha sebagai umat hindu. Dalam ajaran Sraddha ada 5 keyakinan yang dimiliki oelh umat Hindu. Salah satu bkeyakinannya adalah Widhi Tattwa yang mengajarkan manusia untuk dapat meyakini keberadaanya dalam bentuk Nirguna Brahman dan Saguna Brahman. Umat Hindu meyakini mempercayai kemahakuasaan Tuhan sebagai penguasa alam semesta yang memiliki sifat sifat yang maha kuasa seperti yang dijelaskan sebelumnya. Dengan meyakini keberadaan Tuhan maka umat perlu menunjukkan seberapa rasa bhakti mereka terhadap Brahman. Dalam ajaran Hindu, terdapat banyak sekali cara yang dapat ditempuh untuk mendekatkan diri kehadirat Tuhan. Sehingga tidah hanya yogi yang dapat mendekatkan diri, namun masyarakat awal juga dapat mendekatkan diri melalui cara cara yang bisa mereka lakuan. Cara atau jalan ini disebut dengan Catur marga, atau empat jalan dalam mendekatkan diri kepada Tuhan. Catur Marga terdiri dari empat bagian yakni Bhakti Marga yakni upaya mendekatkan diri melalui bhakti atau sembahyang, Karma Marga atau mendekatkan diri dengan perbuatan yang baik, Jnana Marga atau mendekatkan diri dengan cara menuntut ilmu, dan yang terakhir adalah Yoga Marga, atau mendekatkan diri dengan melepaskan semua ikatan keduiawian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun