Selain Pak Widodo, kami juga disambut hangat oleh Staf Admin Sosial Media namanya bapak Adit, Serta Fotographer Antara namanya Pak Bhudiana, dan wartawan lainnya yang aku lupa namanya siapa.
Bahkan disana ada Magenta batch 1 juga, bedanya mereka merupakan fresh graduate namanya Kak Pungkas, Kak Nadia dan Kak Lusya. Awalnya sempat minder karena mereka sudah sangat berpengalaman di bidang jurnalistik.
Tanggal 10 April, menembus macetnya jalanan Ibu Kota. Tepat pukul 8 pagi kami berangkat melawan arus macetnya kota Denpasar ini. Rasanya sedikit kesal pagi-pagi sudah berhadapan dengan macet dan riuh suara klakson.
Sampai di kantor, ruangan masih sedikit lenggang tak ada karyawan, anak magang yang kita temui tempo hari, maupun kabironya. Mungkin kami datang terlalu pagi, saking semangatnya.
Jika kalian berpikir anak magang seperti kami akan disuruh fotocopy, membuat kopi ataupun membelikan staf makan siang. Maka itu salah besar, di LKBN Antara Biro Bali kami benar benar dihargai sebagai anak magang. Bahkan kami dibimbing langsung oleh Pak Widodo selaku Kabiro. Benar- benar belajar tentang jurnalistik bukan belajar menyeduh kopi di dapur.
Hari pertama kami diberikan panduan penulisan “berita lempang”. Apa itu berita lempang? Pikirku. Ternyata berita lempang ini adalah berita straight news. Namun kami menemukan banyak perbedaan dengan ilmu yang kami dapatkan di bangku perkuliahan. Setelah di telaah, rupanya setiap media berita mempunyai aturan tersendiri.
Setelah membaca panduan berita lempang tersebut, kami ditugaskan oleh Pak Widodo untuk menulis berita dari rilis. Apakah susah? Tentu aku rasa tidak. Tapi setelah kami bertiga membaca rilisnya, kami sepertinya akan kesusahan. Benar saja, setelah hasilnya diperiksa oleh Pak Widodo, lead berita dari kami belum ada yang tepat. Tapi Pak Widodo sama sekali tidak marah, beliau sangat sabar membimbing kami.
Hari kedua Aku dan Shinta ditugaskan untuk fokus memegang job desc Redaksi selama 2 bulan kedepan. Sedangkan Agus ditugaskan untuk mengelola media sosial selama 1 bulan kedepan, dan akan di rolling supaya Aku dan Shinta bisa merasakan job desc admin media sosial juga.
Pak widodo hari itu diskusi dengan kami, untuk job desc redaksi ditugaskan terlebih dahulu untuk membuat satu artikel dengan harapan artikel itu akan tayang di portal Antara News. Aku dan Shinta sepakat mengambil tema tentang hari kartini.
Perjalanan baru saja dimulai. Aku berniat untuk menulis tentang perempuan tangguh diluar sana yang masih menjadi tulang punggung keluarga. Tak sengaja, sepulang dari Gramedia kami bertemu dengan Ibu sadia. Beliau adalah Juru Parkir perempuan, dan aku berinisiatif untuk mengangkatnya sebagai subjek artikelku.
Aku bergegas berjumpa Ibu Sadia tentu ditemani oleh Agus dan Shinta, kami cerita banyak dengan Ibu Sadia. Dan aku menyadari satu hal masih banyak orang baik yang menginspirasi terlebih lagi perempuan, bersyukur bisa bertemu orang hebat seperti Ibu Sadia ini.