Mohon tunggu...
I Nyoman DJ
I Nyoman DJ Mohon Tunggu... peternak -

Saya adalah Bankir daur ulang...Sedang belajar menulis biar tidak didaur ulang lagi...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Hutang Negeri Ini....

20 September 2011   06:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:48 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada Tahun 2010, total hutang Pemerintah adalah sebesar 1234.28 Trilyun Rupiah, sedangkan pada Posisi terakhir 2011 telah berhasil mencapai 1744.34 Trilyun Rupiah.  Trend nya terus meningkat walau sudah ada perintah Nomer 1 untuk mempercepat pembayaran hutang2 Pemerintah.

Cadangan Devisa Negeri kita tercinta pun meningkat terus, karena konversi USD menjadi IDR yang kemudian digunakan membeli SUN oleh asing, membuat peningkatan ini.  Walau dari perdagangan LN pasti ada juga peranannya.

Pemerintah, dalam hal ini Depkeu, saya lihat dalam melunasi SUN yang jatuh tempo dengan menerbitkan SUN baru, termasuk juga dalam membayar kupon-kupon SUN yang jatuh waktu.  Kalau dalam kehidupan sehari hari bisa disebut sebagai gali lubang tutup lubang.  Masalahnya Hutang ini harus juga dibayar kuponnya/bunganya, sehingga wajar saja total Hutang Pemerintah akan terus meningkat dari Tahun ke Tahun.

Memang Pemerintah, melalui Bank Indonesia berusaha untuk menurunkan biaya yang harus dibayar untuk hutang2 ini, tapi dampaknya sangatlah Makro.  Penurunan dicount rate simpanan overnight pd BI yang baru saja dilakukan misalnya, membuat turunnya suku bunga call money antar bank, kemudian membuat kenaikan harga SUN di Pasar Sekunder.

Akibatnya adalah, beberapa Investor asing tertarik untuk menjual SUN yang dipegang dan mengkonversi ke mata uang asal (USD), dapat dilhat saat ini USD/IDR telah mencapai 9050.  Hal ini tentunya akan menguras sebagian Devisa Negara, karena BI perlu intervensi ke Market untuk stabilize harga.

Worst case scenario:  Suatu saat, ketika yield yg didapat dari SUN sudah demikian kecilnya, atau ada Instabilitas Politik yang menyebabkan meningkatnya Country Risk Indonesia, apa yang mungkin terjadi?  Ketika secara bersamaan para Investor asing, baik direct maupun indirect, redeem SUN yang mereka miliki.  Tidak bisa dibayangkan....

Akan kah sejarah berulang?  Entah lah....

Salam dari Nusa Damai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun