Presiden RI Prabowo Subianto telah resmi menetapkan kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) sebesar 6,5% untuk tahun 2025. Kebijakan ini diambil untuk menjaga daya beli masyarakat, terutama pekerja, di tengah tantangan ekonomi global dan ancaman inflasi. Kenaikan UMP ini disambut dengan harapan bahwa konsumsi domestik dapat terdongkrak, terutama dari kelas menengah yang menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi.
Namun, dibalik potensi positifnya, kenaikan UMP juga menghadirkan tantangan bagi perusahaan. Tanpa peningkatan produktivitas, beban biaya tenaga kerja yang meningkat bisa memicu pengurangan tenaga kerja, bahkan PHK. Di sisi lain, masyarakat perlu cerdas mengelola keuangan untuk menghadapi potensi kenaikan inflasi. Salah satu solusi yang dapat dipertimbangkan adalah investasi pada Obligasi Fixed Rate (FR) yang memberikan imbal hasil tetap berupa suku bunga.
Dampak Kenaikan UMP Terhadap Ekonomi
Menurut Chief Economist Permata Bank, Josua Pardede, kenaikan UMP sebesar 6,5% ini relatif tinggi dibandingkan formula UU Cipta Kerja yang hanya 3--4%. Dalam konferensi pers di Jakarta, Josua menyebutkan bahwa kenaikan ini dapat memperkuat daya beli masyarakat kelas menengah, mendukung konsumsi domestik, dan menjaga keseimbangan antara kesejahteraan buruh dan keberlanjutan usaha.
Namun, dampaknya terhadap inflasi juga perlu diantisipasi. Inflasi yang saat ini stabil di level 2% diperkirakan akan naik ke kisaran 3% pada 2025, terutama karena kenaikan UMP yang bersamaan dengan kebijakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12%. "Stabilitas harga, terutama kebutuhan pokok, harus dijaga agar tidak memberikan tekanan tambahan pada masyarakat," ungkap Josua.
Kenaikan UMP ini juga membuka peluang peningkatan produktivitas pekerja melalui upskilling. Dengan pelatihan kerja yang tepat, perusahaan bisa menjaga keseimbangan antara biaya operasional dan peningkatan pendapatan, sehingga risiko seperti PHK dapat diminimalkan.
Obligasi FR Jadi Investasi Aman di Tengah Ketidakpastian
Di tengah situasi ini, investasi menjadi langkah penting untuk melindungi aset sekaligus mengimbangi potensi kenaikan biaya hidup. Salah satu instrumen investasi yang patut dipertimbangkan adalah Obligasi FR (Fixed Rate).
Obligasi FR adalah instrumen keuangan yang diterbitkan oleh Pemerintah dengan imbal hasil berupa suku bunga tetap hingga jatuh tempo. Berbeda dengan instrumen lain seperti deposito, Obligasi FR menawarkan beberapa keunggulan:
1. Keamanan Tinggi
Dijamin langsung oleh Pemerintah sehingga risikonya sangat rendah.
2. Pendapatan Pasif StabilÂ
Kupon tetap memberikan penghasilan berkala yang tidak terpengaruh fluktuasi ekonomi.