Mohon tunggu...
Komang PanjiFebrianta
Komang PanjiFebrianta Mohon Tunggu... Lainnya - S1 Pendidikan Bahasa Inggris, 2312021074, Universitas Pendidikan Ganesha

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Pemahaman HAM sebagai Landasan Etika Mahasiswa

8 Juli 2024   17:18 Diperbarui: 8 Juli 2024   18:51 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar:https://www.bogordaily.net/

Pemahaman tentang Hak Asasi Manusia (HAM) menjadi sebuah hal  yang sangat penting di dalam Perguruan tinggi yang ada di Indonesia, terkhususnya bagi para mahasiswa yang sedang menempuh Pendidikan. HAM atau Hak Asasi Manusia bukan sekadar seperangkat norma atau sebuah aturan hukum saja, melainkan lebih dari hal tersebut, HAM adalah sebuah pondasi yang berlandaskan nilai moral yang menuntun perilaku dari individu di dalam kehidupan sehari-harinya, baik secara  di dalam ruang lingkup pribadi ataupun dalam publik. Pemahaman yang mendalam tentang HAM bagi seorang mahasiswa, tidak sekedar hanya memberikan sebuah perspektif yang luas terhadap hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia, akan tetapi pemahaman HAM bagi seorang mahasiswa juga mampu untuk mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan dalam membentuk karakter dan juga sikap mereka  sebagai generasi muda terhadap dunia.

Prinsip-prinsip yang terdapat pada HAM mengajarkan bahwa pada dasarnya setiap manusia dilahirkan bebas dan setara dalam martabat dan juga dalam hak-haknya. Oleh karena itu, penting bagi seorang mahasiswa untuk mengetahui pemahaman HAM agar nilai-nilai universal seperti keadilan, kebebasan, persamaan, dan martabat manusia tetap terjaga. Dalam konteks Perguruan tinggi, pemahaman tentang HAM ini membentuk sebuah dasar etika yang kuat bagi mahasiswa dalam menghadapi tantangan moral dan keputusan yang kompleks di masa yang akan datang. Dimana mereka tidak hanya belajar tentang hak-hak mereka sendiri, tetapi mereka juga dapat  belajar untuk saling menghormati dan melindungi hak-hak orang lain, terlepas itu dari latar belakang sosial, ekonomi, atau politik seseorang.

Di dalam konteks pemahaman HAM tentu memiliki sebuah implikasi yang luas bagi kehidupan mahasiswa, baik itu di dalam maupun di luar lingkungan kampus. Di kampus, pemahaman ini memungkinkan bagi seorang mahasiswa untuk terlibat di dalam sebuah diskusi dan aktivitas akademik tanpa takut akan adanya sebuah diskriminasi atas pandangan atau keyakinan mereka. Sehingga dengan adanya pemahaman HAM bagi seorang mahasiswa Ini dapat menciptakan sebuah lingkungan yang inklusif dan mendukung satu sama lain, di mana kebebasan dalam berpendapat dan berekspresi dihormati sebagai bagian integral dari kehidupan intelektual. Dan selain itu, pemahaman tentang HAM membantu mahasiswa untuk memahami pentingnya pluralisme dan adanya keberagaman dalam komunitas-komunitas yang ada di dalam kampus.  Sehingga mereka menjadi individu yang lebih peka terhadap isu-isu sosial seperti adanya diskriminasi rasial, gender, dan agama, serta mereka  siap dalam berperan aktif untuk mempromosikan sebuah toleransi dan keadilan di dalam lingkungan mereka.

Di luar kampus, adanya sebuah pemahaman HAM ini mampu untuk mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan berpengaruh di dalam lingkungannya. Mereka dapat menggunakan pengetahuan dan keterampilan mereka dapatkan untuk menanggapi adanya sebuah isu-isu kemanusiaan, seperti perlindungan hak-hak pengungsi, perlindungan lingkungan, atau adanya penindasan politik. Hal ini tidak hanya akan memperluas jaringan mereka sebagai individu saja, tetapi juga dapat membantu dalam membentuk sikap progresif terhadap perubahan sosial yang diperlukan dalam masyarakat. Dalam perguruan tinggi, pembentukan pemahaman HAM yang kokoh di kalangan mahasiswa sangatlah penting. Melalui adanya pemahaman HAM ini, mahasiswa tidak hanya mempelajari sejarah dan perkembangan prinsip-prinsip HAM, tetapi juga mampu untuk mengeksplorasi penerapan HAM dalam konteks praktis. Misalnya, mereka dapat mempelajari studi kasus tentang pelanggaran HAM yang terjadi di berbagai belahan dunia atau mengkaji konflik sosial yang berkaitan dengan ketimpangan hak-hak. Selain itu, adanya  kegiatan ekstrakurikuler seperti seminar, workshop, atau sebuah kampanye kemanusiaan  dapat memberikan mahasiswa kesempatan untuk menerapkan prinsip HAM dalam tindakan nyata. Misalnya, partisipasi dalam aksi advokasi atau proyek sukarela yang berfokus pada perlindungan hak-hak minoritas dalam memperjuangkan keadilan sosial. Sehingga mahasiswa dapat menguji dan memperkuat pemahaman mereka tentang keberadaan HAM.

Pentingnya pemahaman HAM bagi mahasiswa tentu tidak diragukan lagi, akan tetapi permasalahan tentang  implementasinya sering kali dihadapi oleh sejumlah tantangan. Seperti salah satunya adalah konflik dengan nilai-nilai atau norma budaya tertentu yang mungkin bertentangan dengan prinsip-prinsip HAM secara universal. Mahasiswa  juga sering kali dihadapkan pada pilihan yang sulit antara mengikuti nilai-nilai tradisional yang ada di dalam lingkungan masyarakat mereka atau tetap mempertahankan pendirian berdasarkan prinsip HAM yang mereka yakini. Ketika mahasiswa berada di lingkungan yang otoriter atau di negara dengan catatan buruk terkait HAM, mereka tentu  menghadapi  sebuah risiko nyata terhadap kebebasan pribadi dan keselamatan mereka.sehingga hal ini menuntut mahasiswa untuk menjaga keseimbangan yang sulit antara melindungi diri sendiri dan terlibat dalam advokasi yang bermanfaat.

Pada dasarnya pemahaman HAM sebagai landasan etika bagi mahasiswa tidak hanya relevan tetapi juga mendesak dalam menghadapi isu-isu yang ada. Melalui sebuah perguruan tinggi yang inklusif dan berorientasi pada nilai-nilai kemanusiaan, mahasiswa dapat dibekali dengan pengetahuan, keterampilan, dan juga sebuah sikap yang diperlukan untuk menjadi seorang pemimpin masa depan yang berkomitmen pada perdamaian, keadilan, dan kemanusiaan.  Penerapan prinsip HAM bukan hanya sebuah investasi dalam masa depan individu saja, tetapi juga dalam masyarakat yang lebih adil dan harmonis secara global. Dengan demikian, pemahaman HAM tidak hanya menjadi kewajiban moral, tetapi juga menjadi sebuah  kebutuhan  yang tidak dapat diabaikan dalam membentuk warga negara yang bertanggung jawab dan berbudaya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun