Hanya ikut pada awal acara, lalu pergi begitu saja ketika sesi lanjutan tiba. Asal sudah absen, ditinggal saja.
Duh, apa yang kau cari Palupi? Memang seperti judul film yang pernah popular pada masanya, dan cocok untuk menggambarkan suasana kelas Workshop yang biasanya mudah ditinggal peserta usai jeda.
Bahkan belum pula acara dibuka, ada saja yang nyeletuk dengan curhatan klasik. "Bu/Pak, saya ini nol pothol loh, gak bisa nulis, apalagi bikin buku."
Menanggapi pernyataan tersebut, jawaban yang ideal kami berikan, "oh ya? Kalau begitu kita sareng yuk, nulis dan bikin buku."Â
Kalimat seperti itulah yang kami tawarkan dan biasanya dapat membangunkan semangat, walau tidak banyak. Karena keputusan sebenarnya ada di tangan peserta bukan para narsum seperti kami.
Bahkan, beberapa orang pernah menerbitkan buku. Biasanya mereka yang demikian itu masih penasaran dengan workshop-workshop literasi seperti yang digelar oleh K3M Blitar ini.
"Menambah ilmu, ngecas semangat menulis. (Karena) Sudah mulai luntur ini." Tutur seorang guru laki-laki pada satu obrolan di luar kelas.Â
Itu juga yang kami dapatkan di workshop tersebut, ada semangat baru untuk menambah ilmu wawasan dan tentu saja pengalaman. Seperti guru tersebut yang ternyata pernah menerbitkan buku, namun masih berkenan untuk hadir di acara ini.
Berkumpul dengan banyak orang dengan satu minat yang sama untuk menumbuhkan aura positif. Semangat menular, motivasi tumbuh, inspirasi bermekaran. Hal itu juga untuk membuat jari-jemari terus menari tanpa ada hambatan atau berhenti di tengah jalan, seperti yang diungkap oleh Himam Miladi saat memberikan tipsnya.