Mohon tunggu...
KOMALA AYU BADRIANTI 111211224
KOMALA AYU BADRIANTI 111211224 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Komala Ayu Badrianti 111211224, Universitas Dian Nusantara, Jurusan Manajemen. Mata kuliah leadership Nama dosen Prof. Apollo Daito

Optimis dalam segala apapun dan jangan lupa bersyukur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Kepemimpinan Machiavelli

4 Desember 2024   23:10 Diperbarui: 4 Desember 2024   23:46 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Diskursus Kepemimpinan Machiavelli

1. Pendahuluan

Dalam dunia kepemimpinan, Niccolò Machiavelli dikenal sebagai salah satu pemikir politik yang memberikan pandangan pragmatis dan realistis tentang kekuasaan. Dalam konteks sejarah dan politik, pandangannya sering dianggap kontroversial namun relevan untuk memahami dinamika kepemimpinan yang efektif. Tugas ini bertujuan untuk membahas konsep kepemimpinan Machiavelli berdasarkan materi yang tersedia, dengan struktur "What, Why, dan How."

2. What: Konsep Kepemimpinan Machiavelli

Machiavelli adalah seorang filsuf dan penulis asal Italia yang hidup pada abad ke-15 hingga awal abad ke-16. Pemikiran utamanya tentang kepemimpinan dapat dirangkum sebagai berikut:

Sifat Dasar Manusia:

Berdasarkan presentasi, Machiavelli menggambarkan manusia sebagai individu yang tamak, mementingkan diri sendiri, suka berbohong, dan tidak stabil. Pemahaman ini menjadi dasar bahwa pemimpin harus mampu mengendalikan sifat-sifat manusia untuk mencapai tujuan politik.

Pragmatisme:

Machiavelli menekankan pentingnya fokus pada hasil. Kebenaran, menurutnya, harus diuji melalui konsekuensi praktis, bukan idealisme belaka.

Realitas Politik:

Machiavelli percaya bahwa politik tidak memiliki hubungan langsung dengan moralitas. Sebagai contoh, ia mengatakan, "Politics has no relation to moral." Dalam konteks kepemimpinan, seorang pemimpin harus siap mengambil tindakan tegas tanpa dibatasi oleh norma-norma etis yang dapat menghambat keberhasilan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun