Mohon tunggu...
Imam Husein
Imam Husein Mohon Tunggu... -

Berjalan dan terus berjalan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bahaya Benang Gelasan di Flyover Kampung Melayu (Modus Kejahatan)

15 April 2014   07:14 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:40 1162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berawal dari postingan seorang Kaskuser di Forum Kaskus, dengan judul “With Pict Ane Jadi Korban Benang Gelasan di Tengah-tengah Jalan, Modus Perampokan” di dalam thread-nya tersebut seorang Kaskuser dengan username id nevertalk menceritakan kejadian yang dia alami beberapa hari lalu, di flyover Kampung Melayu, dalam postingannya, dia menceritakan bagiamana kronlogi dia bisa terjerat benang gelasan yang melintang di flyover Kp. Melayu.

Pemilik id nevertalk tersebut menuliskan, pada pukul 17.00 WIB dia berangkat kerja, dari arah Bekasi, memang saat itu kondisi lalu lintas cukup renggang, berbeda dengan jalur Jakarta-Bekasi, yang pada saat itu cukup padat karena memang kondisi sedang hujan.

Ketika dia melewati turunan fly over Kp. Melayu tembusan kali Ciliwung, tiba-tiba di dagunya menempel benang yang cukup tajam, yang dia kira saat itu, hanya benang layangan putus, saat itu dia masih bisa mengendarai sepeda motornya, namun benang itu masih terus menempel di dagunya, dan setalah beberapa meter, dia merasakan seperti sedang disilet di bagian dagunya, dan motornya pun terjatuh, setelah dilihat, dia mengalami luka robek di dagu dan leher kanan.

Tersadar terkena benang yang tajam, darah pun ngucur dari dagunya, sampai ke rongga tenggorakan, lanjut cerita si nevertalk, setelah itu ia langsung mencoba mencari klinik terdekat, tapi tertolak, karena lukanya cukup berat dan akhirnya dia dibawa ke RS. Tebet, di sana dia dia mendapat 11 jahitan dan beberapa suntikan.

Ironis sekali cerita nevertalk, kita semua tahu fly over Kp. Melayu merupakan salah satu jalan utama, yang sering sekali dilalui para pengendara motor yang memang lalu-lalang Bekasi-Jakarta, dan saya tidak habis pikir, adanya kejadian macam ini, dan konyolnya ini bukan yang pertama. Bagi yang kurang yakin, silakan cari id nevertalk, dia juga membagikan foto kecelakaanya.

Semalam, setelah saya mendapat info ini, saya langsung menyebarkan kejadian ini kepada kontak BlackBerry Messengger (BBM) memalui Broadcast Message, dan ternyata ada teman  saya yang pernah jadi korban juga di sana. Namanya Andien, dia dan suaminya mengakui pernah juga menjadi korban benang gelasan di daerah Kp. Melayu, kejadiannya memang sudah cukup lama, sekitar tiga bulan lalu. Dan saya mencoba mendalami masalah ini, karena menurut saya ini masalah serius, ini menyangkut nyawa seseorang, dan yang saya bingung, saya belum lihat media mainstream memberitakan hal ini.

Sabtu siang, sekitar jam 1, dia yang dibonceng suaminya dengan sepeda motor, melwati fly over Kp. Melayu dari arah Tebet menuju Bekasi. Ketika menuju turunan ke Ciliwung, tiba-tiba di jidat suaminya, tertempel benang gelasan, yang pada saat itu, jidat suaminya langsung terluka, karena memang motor yang dikendarai suaminya sedang kencang.  Luka yang dialami suaminya itu, seperti disayat silet. “Alhamdulillah, setelah tersadar terkena benang, gue sama suami gue langsung berhenti di tengah jalan,” ujar Andien.

Luka sayatan di jidat suaminya ini, cukup lumayan dalam dan sampai mengeluarkan darah, benang yang menyangkut di suaminya itu, memang cukup tajam, karena mampu merusak pinggiran helm yang dikenakan suaminya. “Untung helmnya, cukup besar, jadi nggak sampai kena leher suami gue, dan helmya juga sampai baret-baret” kata Andien yang menceritakan kejadiannya via BBM kepada saya.

Andien pun menambahkan, setelah berhenti, dia dan suaminya mencari-cari siapa yang main layangan di sekitar dearah tersebut, namun, sama sekali dia tidak temui ada anak kecil atau orang dewasa main layang-layang di situ. Anehnya, tukang ojek  dan orang di pinggir jalan pada saat itu, diam saja.

“Banyak orang dan tukang ojek di situ, tapi pada diam aja,” kata Andien.

Sepertinya, lanjut Andien, benang ditaruh di tengah-tengah jalan tersebut, memang digunakan untuk mencelakan pengendara motor yang melintas di daerah tersebut, karena kejadian pada saat itu dalam keadaan sepi, hanya Andien dan suaminya yang melintas jalan tersebut.

“Bisa saja kan, ketika kita terkena benang, terus pingsan atau terluka, ada orang langsung mengambil motor atau barang-barang kita,” tutup Andien.

Saya berharap, cerita di atas ini menjadi PR untuk pihak-pihak yang berwajib untuk menindak tegas, siapa di balik kasus benang gelasan yang sudah menelan korban luka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun