Sepertinya kau lupa pada rasa yang membuatmu tenang
Pada rasa yang merekahkan senyummu
Pada rasa yang membuat imajimu minder
Kau bukan hujan yang hanya tahu membasahi bumi
Kau bukan sekolah yang hanya tahu memberi pelajaran
Kau mentari di sore hari, yang dengan senja menenangkanku
Kau secangkir kopi, yang dengan pahit manisnya memaknai hidupku.
Aku rindu dengan dirimu yang dulu
Gelak tawamu pada candaan garingku
Gelak tawamu pada celoteh konyolku
Gelak tawamu pada tingkah bodohku
Itu dulu
Dan itu hanya imajiku
Kau siapa?
Aku tak tahu
Kau tercipta dari kesendirianku
Yang memicu otakku berimajinasi
Dengan tololnya
Aku bahagia berenang di dalamnya
Aku menemukan satu hal yang pasti
Di dalam imajiku
Aku takan tersakiti
Aku takan dikecewakan
Karena semua hal di dalamnya
Adalah ciptaanku
Ini dunia imajiku
Aku tuhan di dalamnya
Walau aku tahu semua itu tak nyata
Dan tak akan jadi nyata
Namun setidaknya
Bahagiaku, aku yang mengatur
Intensitas bahagia takan memudar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H