Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Usaha Aviasi Rusia Melepas Ketergantungan pada Negara Barat

7 November 2023   20:34 Diperbarui: 9 November 2023   20:32 6053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image Credit : United Aircraft Corporation via aerotime.aero

Badan Intelejen Jepang dalam laporannya beberapa waktu yang lalu mengungkapkan adanya peningkatan kehadiran pesawat pesawat militer Tiongkok dan Rusia dekat perbatasan perairan mereka, pesawat pesawat tersebut meliputi pesawat tempur dan pembom.

Hal ini dapat dilihat sebagai penggabungan kekuatan udara Tiongkok dan Rusia namun apakah benar demikian ? apa ada kemungkinan Rusia menggandeng Tiongkok karena kekuatan udaranya tidak lagi dapat memainkan perannya sebagai satu dari dua kekuatan udara terkuat didunia selain dari Amerika ?

Ketika Uni Soviet masih menjadi negara super power, industri aviasi mereka sangat lah besar yang mempresentasikan sekitar 25% dari jumlah pesawat sipil di dunia dan sekitar 40% dari jumlah pesawat militer di.dunia.

Namun kini dengan Rusia sebagai pecahan dari Uni Soviet, jumlah produksi pesawat mereka turun drastis karena selain resesi ekomomi yang dialami Rusia setelah runtuhnya Uni Soviet juga karena ada pabrklan pesawat yang bukan lagi bagian dari Rusia serta ada beberapa komponen pesawat yang dipasok dari yang bukan lagi bagian dari Rusia.

Sebagai contohnya, pabrikan Antonov yang dahulunya menyumbangkan pesawat pesawat angkut taktikal kepada Uni Soviet tidak lagi dapat diandalkan oleh Rusia karena sudah menjadi industri aviasi Ukramia.

Pembentukan United Aircraft Corporation pada tahun 2006 menempatkan keseluruhan pabrikan pesawat di Rusia baik sipil maupun militer dibawah satu atap akan tetapi pertumbuhan UAC sendiri belum lah maksimum dan bahkan terlihat didahului oleh para pabrikan pesawat asal Tiongkok.

Kebanyakan produksi pesawat UAC merupakan upgrade an dari produk pada era Uni Soviet, tercatat hanya ada beberapa pesawat produksi baru seperti Sukhoi Superjet 100 dan Sukhoi SU-57 serta SU-75 yang sepertinya masih pada stage konsep.

Runtuhnya Uni Soviet juga membuat pasokan komponen pesawat tempur khususnya besutan Sukhoi terhambat dan tidak hanya berdampak pada ketersediaan suku cadang untuk pesawat yang sudah beroperasi saja tapi juga terhambatnya proses produksi pesawat.

Rusia harus mampu melepaskan ketergantungannya dari negara negara pecahan Soviet serta secara mandiri dalam memproduksi komponen pesawat, sudah tentu ini akan menyedot anggaran negara Rusia.

Sedangkan Tiongkok sudah memproduksi berbagai pesawat militer dan sipil yang lebih modern dan canggih dan bahkan mungkin   dapat menyaingi pesawat pesawat besutan pabrikan asal negara negara barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun