Bandara dahulunya memang hanyalah sebuah tempat atau kawasan yang melayani maskapai penerbangan dengan penyediaan landasan pacu dan tempat parkir pesawat yang sekaligus menjadi pendapatannya melalui landing fee dan ground serta passenger fee. Dalam hal ini bandara mendapatkan penghasilan dari kegiatan penerbangan atau dikenal dengan istilah aeronautical income.
Namun seiring dengan perkembangan jaman serta meningkatnya jumlah pelaku perjalanan udara baik bisnis maupun leisure, bandara berkembang dari hanya melayani maskapai dengan rute antar kota dalam suatu negara menjadi antar kota antar negara dan bahkan antar benua menjadi kawasan niaga.
Wajah bandara pun berubah terutama pada terminal penumpangnya dengan penambahan ruang untuk kegiatan retailing dalam bentuk produk maupun layanan, pendapatan dari sewa ruang kepada para retailer ini menjadi pendapatan non-aeronautical bandara.
Artinya bandara kini menjadi two-sided platforms atau two-way market --baik dari sisi aeronautical nya dimana terdapat maskapai dan pelaku perjalanan maupun dari sisi retailing dimana pengelola shop dan para pelaku perjalanan atau penumpang berada di satu atap (platform) dengan saling memberikan manfaat.
Bandara menjadi sebuah marketplace dimana terjadi kegiatan jual beli layaknya platform lainnya seperti fasilitas kesehatan dimana ada pasien dokter atau perusahaan kartu kredit dengan pemegang kartu/nasabah dan para merchant atau pedagang.
Bandara juga tidak lagi sebagai titik keberangkatan dan kedatangan tapi juga titik transit yang berarti penumpang tidak hanya yang pergi dan datang tapi juga yang singgah, dan bagi pelaku retail ini adalah potensi tambahan.
Dalam arti bahwa semakin banyak jumlah dan lama waktu yang dihabiskan oleh penumpang di bandara maka semakin besar pula potensi peningkatan kegiatan retailing di bandara.
Kita mungkin dapat melihat contohnya pada bandara SIN dengan berbagai kegiatan retailing nya yang tidak hanya menawarkan berbagai jenis produk tapi juga berbagai jenis layanan dengan didukung oleh status bandara SIN sebagai bandara hub di kawasan Asia Pasifik yang mendatangjkan banyak pelaku perjalanan.
Layaknya sebagai marketplace, bandara juga perlu melakukan segala usaha untuk menggaet sebanyak mungkin maskapai dengan rute penerbangan ke segala penjuru serta juga para retailer untuk memenuhi ruang komersial di kawasan bandara.
Namun bagaimana jika terdapat lebih dari satu bandara di sebuah kota, atau kawasan serta region dan bagaimana juga bila semuanya dikelola dibawah satu bendera, langkah apa yang perlu dilakukan oleh bandara? Jawabannya adalah dengan persaingan