Belajar dari bandara Sekongkang, ada baiknya jika para pemegang kebijakan lebih mempersiapkan diri dalam segala hal agar pemanfaatan bandara ini kelak dapat benar benar sesuai dengan harapan.
Bandara memerlukan maskapai yang sudah tentu memiliki pertimbangan sendiri dalam menentukan pembukaan rute seperti volume dari penumpang yang diangkutnya atau disebut dengan Air Passenger Traffic yang mencakup dua metrics yaitu Revenue Passenger (RP) dan Revenue Passenger Kilometer (RPK).
Revenue passenger mengindikasikan jumlah kursi yang terjual kepada penumpang yang membeli tiket dalam sekali penerbangan, kursi yang ditempati oleh yang tidak membeli tiket seperti staf maskapai dan lainnya tidak dihitung.
Sedangkan RPK menghitung pendapatan dari penumpang berdasarkan berapa kilometer dalam sekali penerbangan, semakin tinggi metrics ini semakin profitable (feasible) sebuah rute penerbangan.
Dengan mengingat dekatnya bandara Kiantar dengan bandara LOP, apakah hasil perhitungan metrics tersebut akan memberikan lampu hijau kepada maskapai yang akan melayani penerbangan ?
Ini hanya dua metrics dari sekian metrics yang digunakan oleh maskapai sebagai pertimbangan sebelum membuka rute penerbangan, harapannya semua metrics yang digunakan sebagai pertimbangan oleh maskapai berupa lampu hijau.
Bagaimana dengan subsidi jika hasilnya berupa lampu kuning dan bahkan lampu merah ?
Subsidi penerbangan sebaiknya dikurangi dan bahkan ditiadakan, ada baiknya subsidi diberikan pada rute rute penerbangan perintis ke pelosok dan daerah terluar.
Selain itu adakalanya terjadi kendala teknis dalam penyaluran subsidi dari pemberi ke penerima yang sudah tentu akan menganggu kelancaran dari penerbangan oleh maskapai sebagai penerima subsidi.
Selain itu, sumber daya manusia pada bandara juga perlu disiapakan agar dapat memberikan pelayanan secara profesional terutama jika bandara Kiantar merupakan bandara internasional, juga sumber daya dibidang lain termasuk pariwisatanya.
Oleh karena itu, tidak hanya diperlukan rencana matang dalam hal pembangunan fisik bandara ini tapi juga pada pemanfataan dan keberlangsungannya kelak, jangan sampai bandara sudah siap beroperasi tapi penerbangan hanya berlangsung beberapa waktu saja.