Dan setelah mereka merasakan perbedaannya apakah mereka dapat bertahan dengan segala keterbatasan yang tersedia disana ?
Kita sebagai umat manusia sudah seyogyanya menjalin kehamonisan dengan alam karena alam lah yang menyediakan segala sumber kehidupan kita baik itu sumber daya alam dan sumber energi dengan memulainya dengan rasa memiliki alam seperti milik kita (semua) yang harus dijaga dan dipelihara.
Alam memang tidak menyediakan barang mewah berupa tas dan barang fashion lainnya maupun gadet dan lainnya namun alam bisa menyediakan kebutuhan dasar kehidupan kita yaitu udara,makanan dan energi namun ketika kita tidak merasa memilikinya dan tidak perduli maka alam pun kian hari kian tidak terjaga dan terpelihara.
Alam tidak membutuhkan segudang uang yang kita miliki, ia hanya membutuhkan perhatian alami dari penghuninya yaitu umat manusia.
Kita mungkin akan panik ketika menyadari bahwa toko kelontongan dan supermarket dekat rumah kita tutup selama beberapa hari, namun jika kita di alam rasa panik itu tidak terlalu tinggi karena kita masih bisa memasak sayur bening atau merebus jagung dan kentang sebagai energi kita untuk melakukan aktivitas termasuk berjalan kaki.
Keringat di kulit kita akan berbeda terasa antara di hutan pepohonan dan hutan beton, kita malas berjalan kaki di hutan beton  karena udara panas dan polusi yang kita ciptakan.
Alam menyediakan bahan makanan dan energi kepada kita semua bahkan kepada semua generasi manusia selama kita menumbuhkan kembali apa yang kita petik dan menanamkan kembali apa yang kita cabut dari tanah.
Investasi bagi anak dan cucu kita tidak hanya bisa berupa pendidikan saja tapi juga rumah dan pekarangan nan alami yaitu alam yang dengan segala sumber daya alam dan energinya.
Referensi :
mahb.stanford.edu/library-item/fossil-fuels-run/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H