Lapangan terbang (aerodrome) telah mengalami perkembangan pesawat seiring dengan perjalanan waktu dengan segala perkembangannya.
Dari hanya berupa landasan pacu dan menara pengawas dan hingga menjadi bandar udara dengan terminal penumpang (dan kargo), dari hanya sebagai tempat pergerakan pesawat hingga tempat pergerakan penumpang dan barang.
Perkembangan ini terjadi karena komersialisasi penerbangan dari sebelumnya dimana pesawat hanya diperuntukan kaum elit dan bersifat personal (private, noncommercial).
Komersialisasi dalam penerbangan sepertinya telah menciptakan anggapan beberapa (banyak) orang bahwa penerbangan itu adalah hanya penerbangan komersial (niaga), begitu pula terhadap bandara yang hanya bandara komersial dengan penerbangan dari maskapai komersial berjadwal dan nonberjadwal.
Kita melewatkan penerbangan militer, dan secara khusus penerbangan nonkomersial (general aviation) dan aerial works sebagai bagian dari penerbangan sipil.
Dibeberapa negara perkembangan penerbangan komersial dan non komersial sama sama pesat, namun dibeberapa negara penerbangan komersial lebih pesat daripada nonkomersial.
Dan karena atas dasar itu pula bandar udara komersial lebih banyak jumlahnya daripada bandar udara nonkomersial, hal ini juga membuat banyak orang bahwa tidak ada bandar udara selain bandara komersial atau bandar udara umum.
Apakah ini juga berarti pesawat bukan penumpang dan kargo tidak ada yang memiliki dan mengoperasikannya?
Jawabannya bisa kita lihat di negeri kita sendiri dimana tidak sedikit orang yang memiliki pesawat terutama untuk kepentingan dan kebutuhan pribadi.Â
Di Indonesia, keberadaan bandar udara komersial atau bandar udara umum lebih pesat daripada bandar udara nonkomersial atau khusus (private).
Kata private disini dapat merujuk pada kepemilikan dan atau penggunaanya yang hanya untuk dan oleh perorangan ataupun badan/instansi.
Namun dengan banyaknya badan/perusahaan/instansi dan individu yang memiliki pesawat, kebutuhan akan bandara private/khusus ini juga ada namun belum banyak diimbangi dengan pembangunan bandara khusus.
Apakah karena potensi bisnisnya yang kurang karena pengguna nya terbatas alias nonpublik seperti bandara umum ?
Kata pengguna yang terbatas mungkin bisa diterima namun bukan berarti potensi bisnis nya terbatas pula, selain itu kata 'sedikit' bisa mempresentasikan keeksklusifan karena kata sedikit dapat berarti langka (scarcity) yang menjadi salah satu unsur dari kemewahan (luxury).
Airpark
Airpark juga disebut fly-in community atau residential air park adalah perpaduan antara kawasan permukiman dengan kawasan penerbangan dimana masing masing penghuni yang memiliki pesawat dapat menempatkan (simpan dan parkir) dan mengoperasikan pesawat mereka.
Airpark akan dilengkapi dengan hanggar dan tempat parkir pesawat serta landasan pacu yang bisa berjumlah lebih dari satu serta terhubung dengan kawasan permukiman, layaknya seperti bandara umum.
Dalam arti kawasan hunian bisa tidak menyatu atau dengan kawasan lapangan terbang (bersebelahan), dan karena itu pula kawasan huniannya dapat dikembangkan layaknya kawasan hunian pada umumnya -- hanya saja akses ke kawasan nya yang tidak untuk umum alias private.
Namun kemungkinan menyatunya hunian dapat pula diterapkan dengan memberikan lahan khusus di airpark bagi pemilik pesawat yang ingin memiliki tempat parkir pesawat dan juga landasan pacu pribadi.
Mungkin bagi yang pernah melihat kediaman aktor John Travolta akan mendapat gambaran, dimana garasi kediaman sang aktor bukan untuk mobil melainkan pesawat --terdapat pula landasan pacu pribadi di area kediaman sang aktor.
Dengan ukuran pesawat pesawat pada general aviation dimana tidak membutuhkan landasan pacu sepanjang pesawat airliner pada umumnya maka lahan yang tersedia memungkinkan adanya lebih dari satu landasan pacu.
Ini akan menjadikan kawasan ini sebagai kawasan eksklusif dan elitnyang berarti pula menciptakan niche pada bisnis real estate dengan perpaduan antara kawasan hunian dan penerbangan.
Potensi bisnis juga dapat berasal dari hanggar dan tempat parkir pesawat yang bisa menggunakan sistem kepemilikkan ataupun sewa, tergantung bagaimana pengembang nantinya.
Fasilitas dan akses kawasan juga bergantung pada pengembang selama perencanaan dan tata ruang perlu melibatkan otoritas penerbangan sipil nasional baik pada sisi lapangan terbang maupun sisi pemanfataan ruang udaranya.
Contohnya misalnya, kawasan airpark ini setidaknya akan sama dengan bandara yaitu pada dataran datar dan tidak berbukit yang bebas dari hambatan yang dapat memengaruhi pengoperasian pesawat baik pada kawasan airpark itu sendiri maupun pada lintasan pesawat untuk landing dan takeoff.
Hal ini untuk memastikan bahwa kawasan tersebut memenuhi kriteria sebagai kawasan keselamatan operasi penerbangan (KKOP).
Kordinasi dengan pihak penyedia navigasi udara yang dalam hal ini AirNav juga diperlukan dalam mengatur trafik baik itu dilakukan mandiri maupun melalui bandara umum.
Dengan melihat bangunan dan segala fasilitasnya, maka luas lahan kawasan airpark bisa sangat luas dan bahkan bisa lebih luas dari bandara umum.
Potensi bisnisnya juga tidak pada pengembang tapi juga pada pengelola lapangan terbang/bandara dan ruang udara serta tidak melupakan lapangan pekerjaan yang akan disediakan oleh pembangunan airpark ini.
Di beberapa negara sudah ada pengembangan airpark ini sejak lama seperti di Amerika, Australia dan Afrika Selatan.
Airpark berbeda dengan konsep aerocity ataupun aerotropolis, dimana airpark lebih kepada penerbangan umum (general aviation) dan para pemilik pesawat pribadi.
Dengan beradanya pesawat pesawat pada general aviation yang tidak menyatu dengan bandara umum diharapkan juga bisa mengurangi kepadatan di bandara umum terutama pada fasilitas parkir pesawat.
Airpark dapat menjadi sebuah pemikiran bagi pengembang kawasan yang ingin mengakomodasi para pemilik pesawat pribadi dalam memenuhi segala kebutuhan pada pesawat mereka sekaligus menyediakan kawasan hunian.
Salam Aviasi
Sumber dan Referensi :
en.m.wikipedia.org/wiki/Airpark
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H