Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Takut Terbang? Sekarang Bisa Konsultasi Langsung dengan Pilot di Kokpit

22 Juli 2023   08:45 Diperbarui: 23 Juli 2023   19:15 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketakutan akan terbang atau dalam bahasa Inggris nya Fear of flying atau juga dengan istilah aviaphobia serta aerophobia adalah kondisi dimana seseorang merasa takut untuk terbang.

Kondisi ini normal dan bahkan tidak sedikit penduduk bumi yang mengalami kondisi ini dan membuat mereka selalu menghindari perjalanan lewat udara.

Bunyi roda pesawat di tarik saat takeoff dan dikeluarkan saat akan mendarat serta bunyi   yang berasal dari bagian overhead bin yang kendur bisa menambah percikan rasa takut seseorang yang mengalami aviaphobia ini.

Turbelensi dan cuaca buruk yang dapat membuat pesawat tersentak, juga ketika pesawat menghadapi crosswind saat mendarat adalah keadaan yang akan membuat semua penumpang khawatir namun bagi seorang aviophobia kekhawatiran tersebut bisa lebih tingkatannya.

Kejadian kecelakaan pesawat -- terutama kecelakaan fatal yang mengakibatkan korban meninggal  juga dapat menjadi pemicu utama bahkan kepada orang yang sebelumnya tidak mengalami aviaphobia.

Walau secara statistik  kecelakaan pesawat dari tahun ke tahun selalu menurun seiring dengan peningkatan keselamatan penerbangan pada semua pelaku industri penerbangan mulai dari pabrikan hingga maskapai, tidak mudah menghadapi ketakutan terbang ini.

Dalam laporan keselamatan penerbangan tahun 2019, pihak IATA menyebutkan bahwa tingkat resiko kematian akibat kecelakaan fatal pesawat turun hingga setengah dari tahun sebelumnya dan bahkan dalam periode lima tahun terakhir.

IATA pada laporan tersebut juga mengatakan bahwa seseorang bisa terbang setiap hari selama 535 tahun sebelum mengalami kecelakaan yang mengakibatkan satu korban meninggal atau terbang setiap hari selama 29,586 tahun sebelum mengalami kecelakaan dengan tingkat 100% fatality.

Author: Christopher Doyle via Wikimedia
Author: Christopher Doyle via Wikimedia

Sudah tentu munculnya angka angka ini didasarkan oleh data yang dimiliki oleh IATA, terutama data mengenai kecelakaan dan insiden pesawat di seluruh dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun