Maskapai yang pada dasarnya adalah perusahaan akan memiliki sumber pemasukkan baik dari bisnis utamanya maupun dari bisnis lainnya baik yang dihasilkan langsung maupun melalui anak perusahaannya serta sumber pemasukkan lainnya.
Pemasukkan utama maskapai penerbangan adalah dari penjualan tiket penerbangan dan jasa kargo, keduanya merupakan pemasukkan operasional maskapai (operating income).
Sedangkan sumber pemasukkan lainnya dari maskapai dapat bermacam macam diantarnya penjualan ritel dalam penerbangan (airline retailing), usaha dari anak perusahannya dan juga dari kerjasama dengan pihak ketiga.
Salah satu contoh dari bentuk kerjasama dengan pihak ketiga ini adalah dengan menawarkan kepada pihak ketiga untuk melakukan promosi dengan memanfaatkan pesawat dalam armada maskapai.
Kegiatan promosi dengan memasang logo atau bahan promosi lainya dari pihak ketiga baik didalam kabin pesawat maupun pada bagian luar pesawat atau badan pesawat baik itu mengubah livery pesawat secara total maupun sebagian, misalnya pada ekor pesawat adalah contohnya.
Kegiatan dengan memanfaatkan badan  pesawat penumpang dan kargo (airliner) untuk kegiatan marketing ini disebut dengan logojet dimana pesawat menjadi papan reklame terbang (flying billboard).
Billboard disini tidak merujuk pada salah satu bentuk desain dari livery maskapai dimana nama maskapai tampil dengan mendominasi bagian tengah badan pesawat.
Billboard disini sama dengan papan reklame untuk kegiatan marketing di darat namun dengan memanfaatkan badan pesawat (fuselage) sebagai papan reklame nya.
Perusahaan ataupun institusi dapat melakukan segala promosi dan penyampaian pesan mulai dari produk, layanan, event, hingga pesan sosial.
Dalam sejarahnya, ada satu maskapai yang menjadikan hampir semua pesawatnya sebagai papan reklame terbang sehingga setiap pesawat memiliki livery yang berbeda beda sesuai dengan kerjasama yang dilakukan oleh maskapai tersebut dengan pihak ketiga.