Pabrikan pesawat Boeing dikabarkan berkolaborasi dengan pusat antariksa Amerika NASA untuk mengembangkan pesawat jet penumpang masa datang (future airliner), seperti apa pesawat jet penumpang tersebut ?
Perubahan iklim dunia merupakan latarbelakang dari pengembangan pesawat jet penumpang ini dengan menimimalkan penggunaan bahan bakar pesawat karena melalui pembakaraannya akan meninggalkan jejak karbondioksida (carbon footprint).
Jika pabrikan lainnya memikirkan bagaimana mesin pesawat dapat irit konsumsi bahan bakarnya maka pihak Boeing dan NASA menambahkannya dari sisi desainnya yakni pada desain sayapnya yang lebih tipis atau ramping dari sayap pesawat pada umumnya.
Dengan demikian pesawat dapat mengurangi beban angkatnya (drag) yang terpusat di sayap, sebagai akibatnya pesawat akan lebih cepat tinggal landas serta terbang dengan irit bahan bakar.
Selain lebih tipis, sayap juga akan lebih panjang dari semua pesawat yang akan ditopang dengan rangka batang atau truss untuk memperkuat strutktur sayap saat menghadapi segala kondisi penerbangan seperti turbelensi dan getaran lainnya, desain sayap ini dinamakan dengan Transonic Truss-Braced Wings atau TTBW.
NASA mengklaim bahwa rangka batang atau truss ini dapat menghasilkan gaya angkat (lift) kepada pesawat sehingga pesawat tidak hanya akan mendapat lift dari sayap tetapi juga dari truss ini.
Desain sayap ini mengingatkan kita pada desain awal pesawat dahulu yakni biplane atau pesawat bersayap ganda sebelum lahirnya monoplane atau pesawat dengan sayap tunggal seperti sekarang ini.
Ekor pesawat akan berbentuk seperti huruf "T", jika kita melihat pesawat Boeing B 727 atau juga MD 85 kita bisa melihat gambaran dari desain ekor " T" ini.
Sedangkan ukuran pesawat, pihak NASA mengatakan ukuran pesawat nantinya akan sama dengan pesawat lorong tunggal Boeing B 737 dan juga Airbus A 320.
Dengan ukuran yang serupa berarti pesawat ini akan melayani rute pendek dan sedang juga, sama dengan pesawat Boeing B 737 dan Airbus A 320