Kejadian balon udara masuk ke ruang udara Amerika bisa dikatakan sebagai pelanggaran di ruang udara dari sebuah negara yang berdaulat, apakah itu  benda yang menangkasa (airborne craft) sipil maupun militer, namun bila tidak memiliki ijin atau flight clearance maka dapat disebut sebagai pelanggaran hukum.
̤
Dan apabila balon udara terbukti membawa peralatan yang berfungsi untuk mengumpulkan data intelejen atau dikenal dengan kegiatan spionase (espionage) maka ini lebih dari sekadar pelanggaran hukum di ruang udara saja.
Beberapa pihak mungkin bertanya apakah balon udara tersebut masuk ke ruang udara Amerika  tanpa terdeteksi ? balon udara Tiongkok ini sebenarnya sudah terdeteksi sejak 28 Januari 2023 tepatnya ketika berada diatas kepulauan Aleutian di Kanada sebelum memasuki ruang udara Amerika melalui ruang udara Kanada.
Amerika memiliki apa yang disebut dengan Air Defense Identification Zone (ADIZ) yang merupakan lapis pertahanan udara di  luar ruang udara mereka, salah satu zona tersebut meliputi ruang udara Kanada, melalui kordinasi dengan Kanada lah balon udara Tiongkok telah diamati oleh North American Aerospace Defense Command (NORAD) sebuah komando yang bertanggung jawab pada ADIZ di bagian utara Amerika.
Hal ini berbeda dengan serangan Pearl Harbor pada 7 Desember 1941 ketika pihak militer Jepang meluncurkan ratusan pesawat dari kapal kapal induknya (6 kapal) dan berhasil melumpuhkan kekuatan laut Amerika.
P̤e̤sawat pesawat Jepang ini memanfaatkan cuaca disekitar Pearl Harbor t̤e̤r̤ṳtama di kawasan pegunungan Koolau yang merupakan salah satu pintu masuk ke Pearl Harbor.
Kumpulan awan yang menutup bagian atas kawasan tersebut dijadikan semak semak di udara oleh pesawat pesawat Jepang dan saat mereka melewati awan tersebut kawasan pangkalan Angkatan Laut Amerika sudah dihadapan mereka untuk melakukan serangan.
Namun mengapa perlu waktu untuk melakukan penembakan ?
Satu hal yang perlu diketahui adalah balon udara itu merupakan benda yang lebih ringan dari udara (lighther than air) yang dapat mengangkut p̤e̤r̤a̤l̤a̤t̤a̤n̤ d̤a̤n̤ p̤e̤r̤l̤e̤n̤g̤k̤a̤p̤a̤n̤ s̤e̤r̤t̤a̤ p̤e̤r̤s̤e̤n̤j̤a̤t̤a̤a̤n̤ b̤e̤r̤ṳp̤a̤ b̤a̤h̤a̤n̤ p̤e̤l̤e̤d̤a̤k̤ (̤b̤o̤m̤)̤ layaknya pesawat pembom ataupun pesawat angkut (airlifter).
Perbedaannya adalah penindakannya oleh pihak lawan dimana menembak benda yang lebih berat dari udara (heavier than air) seperti pesawat akan lebih mudah daripada menembak benda yang lebih ringan dari udara.
Pada tahun 1998 sebuah balon udara meteorologi Kanada terbawa angin yang kemudian ditembaki dengan peluru otomatis dari pesawat tempur CF- 18 milik AU Kanada (F-18 speksifikasi Kanada), namun apa yang terjadi balon udara justru tetap mengudara dan bahkan terbang di ketinggian dimana pesawat pesawat jet komersial melakukan penerbangan.
̤
Ketika balon udara ditembak dengan peluru dan melubangi balon tersebut tidak semerta merta membuat balon tersebut langsung kehilangan gaya apung nya (buoyancy) di udara dengan bantuan gas (umumnya hellium) tidak seperti pesawat yang bisa kehilangan powernya untuk tetap mengangkasa.
̤
Apa yang kemudian dilakukan oleh Amerika terhadap balon udara Tiongkok adalah tidak menembaknya  dengan peluru melainkan dengan meluncurkan rudal yang akan menyulut ledakan balon setelah rudal mengenai salah satu benddunig keras di balon tersebut.