Pihak Boeing yang diwakili oleh Ketua Keselamatan Kedirgantaraan Boeing (Chief Aerospace Safety Officer) Mike Delaney akhirnya memenuhi panggilan pengadilan yang telah dilayangkan sebelumnya, pemanggilan ini masih ada kaitannya dengan dua kecelakaan maut pesswat B-737 MAX 8 dari penerbangan JT 610 dan ET 302.
Hasil investigasi dari dua kecelakaan maut tersebut menyatakan bahwa salah satu faktor penyebabnya ada pada sistem kontrol pesawat akibat dari Manuevring atau MCAS yang hanya mengandalkan dari satu sensor Angle of Attack (AoA). Akibatnya seluruh maskapai operator MAX 8 meng grounded pesawat mereka dan Boeing menghadapi tuntutan hukum.Â
Namun pada 6 Januari 2021 pihak Boeing dan Departement of Justice (DOJ) Amerika melakukan perjanjian yang memberikan perlindungan kepada Boeing dari tuntutan hukum yang lebih besar.
Perjanjian tersebut atau yang disebut dengan Deferred Prosecution Agreement berupa penangguhan tuntutan hukum terhadap Boeing dengan kondisi dimana pihak Boeing membayar denda kepada seluruh pihak pihak yang dirugikan dan melakukan perbaikkan pada sistem yang menjadi permasalahan dalam waktu yang telah ditentukan.
Namun anggota keluarga korban menuntut pengadilan untuk membatalkan perjanjian tersebut karena perjanjian tersebut dilakukan tanpa melibatkan keluarga korban dari dua kecelakaan maut tersebut, tuntutan anggota keluarga korban dikabulkan oleh pengadilan Texas dan pada awal Januari 2023 pihak Boeing diperintahkan untuk hadir di pengadilan Fort Worth Texas pada tanggal 26 Januari 2023 yang lalu.
Dalam perjanjian antara pihak Boeing dan DOJ Amerika, pihak Boeing mengakui bahwa dua test pilot mereka tidak memberikan informasi yang seharusnya diberikan kepada pihak evaluasi dari Badan Penerbangan Amerika atau FAA pada proses sertifikasi pesawat MAX 8 .
Dalam perkembangannya, satu dari dua test pilot tersebut sudah diadili namun dinyatakan tidak bersalah oleh pihak pengadilan.
Pada kesaksiannya pada tanggal 26 Januari 2023 pihak Boeing menyatakan tidak bersalah dalam tuduhan konspirasi perjanjian tersebut. Dengan pengakuan tidak bersalah dari Boeing ini, maka proses selanjutnya sepertinya masih menjadi pertanyaan atau berada di tangan Hakin termasuk kesediaan pihak DOJ untuk didengar kesaksiannya terkait dengan perjanjian yang telah dilakukan antara Boeing dan DOJ. Â
MCAS pada Hasil Investigasi JT 610 dan ET 302.
Software Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) yang terpasang pada pesawat B-737 generasi MAX ini bukanlah tanpa alasan, software ini sebenarnya dapat mengurangi Angle of Attack dan menghindari pesawat dari keadaan stall dengan mengarahkan hidung pesawat ke bawah untuk agar pesawat dapat mengembalikan kecepatannya (thrust).