Pada tanggal 23 Desember 2022 yang baru lewat, Kompas.com memberitakan inspeksi yang diakukan oleh Menteri Perhubungan kita di Bandara Soekarno Hatta (CGK).
Beliau merasa heran mengapa masih ada antrean pesawat walau Soetta sudah memiliki tiga landasan pacu dari sebelumnya hanya dua. (berita selengkapnya ada di kompas.com)
Bapak Menteri sepertinya tidak sendirian, setidaknya penulis pun juga merasa heran dan bertanya tanya, kok bisa?
Keterlambatan keberangkatan pesawat memang sangat mengesalkan karena dampak keterlambatannya juga akan berimbas pada kedatangan kita ditujuan, dan bagi yang sudah memiliki setumpuk agenda dan kegiatan maka akan melipatgandakan rasa kesal dan frustrasi.
Namun pernahkah kita ingin mengetahui lebih jauh lagi kenapa penerbangan kita ditunda keberangkatan bahkan setelah ada pemberitahuan alasannya di pengeras suara di terminal bandara yang umumnya terdengar "karena alasan operasional'" ?. Â
Atas dasar keheranan dan penasaran penulis maka tergeraklah niat untuk mencari informasi dari berbagai sumber di internet dimana salah satunya adalah tentang operasional bandara dalam mengatur lalu lintas pesawat saat berada di bandara.
***
Pergerakan pesawat dibandara terjadi di tiga area yaitu apron, taxiway dan landasan pacu, namun kita fokus pada  dua area saja yaitu apron yang merupakan area dimana pesawat parkir (parking stand) dan terhubung dengan terminal melalui gate dan garbarata, dan area kedua yaitu landasan pacu dimana pesawat mendarat dan lepas landas.
Bandara bisa menjadi padat seiring dengan banyaknya pesawat dari berbagai maskapai yang beroperasi, untuk mengantisipasi kepadatan tersebut maka pergerakan pesawat harua diatur.
Tingkat kepadatan bandara terbagi atas 3 tingkatan yaitu level 1 adalah bandara yang kapasitaanya dapat mengakomodir permintaan, level 2 bandara yang mendekati kapasitas maksimum namun masih dapat mengantisipasi kepadatan sedangkan level 3 bandara yang kapasitasnya tidak lagi dapat mengakomodir permintaan.