Persaingan terkadang dilihat sebagai ancaman bukan sebagai peluang atau opporunity (Analisis SWOT), peluang untuk lebih melebarkan sayap usahanya dengan cara menghasilkan produk ataupun layanan yang lebih baik.
Kualitas produk ataupun layanan yang lebih baik tidak dapat tercipta tanpa adanya pembanding pada jenis produk dan layanan yang sama.
Begitu pula persaingan pada maskapai dimana produk utamanya adalah layanan transportasi udara yang tidak terbatas pada mengantarkan pelanggannya dari satu poin ke poin lain saja tetapi pada keseluruhan proses perjalanan (penerbangan) yang mencakup beberapa aspek seperti keselamatan dan kenyamanan.
Sayangnya di beberapa tempat di bumi ini, persaingan adakalnya dilihat sebagai ancaman bagi beberapa pihak yang sudah lebih dahulu berada di usaha maskapai ini, mereka akan selalu menghindari persaingan dengan menggunakan cara cara untuk mempengaruhi pihak regulator ataupun Pemerintah setempat untuk memproteksi usaha mereka.
Pintu pun kemudian tertutup bagi maskapai lain yang ingin masuk menjadi bagian dari pertumbuhan industri penerbangan khususnya niaga berjadwal dan hanya membuka pintu secara "terbatas" kepada hanya grup ataupun perusahaan maskapai tertentu.
Mereka hanya melihat bahwa persaingan pada harga tiket akan membuat pengguna angkutan udara memilih maskapai dengan harga tiket yang lebih rendah tanpa menyadari bahwa pelanggan tidak hanya mencari harga yang lebih rendah saja tetapi juga harga yang lebih menarik.
Mencari harga yang lebih rendah bisa berupa angka pada price tag di lembar pemesanan tetapi kenyamanan dan layanan lainnya hanya dapat didapat setelah selesainya seluruh proses penerbangan mulai dari check-in di bandara keberangkatan hingga turun dari pesawat di bandara tujuan.
Penambahan kursi penerbangan memang bisa mengimbangi permintaan kursi dari pengguna angkutan udara, namun ketersediaan kursi yang disediakan oleh 10 unit pesawat dari satu grup maskapai tidak lah sama dengan ketersediaan kursi dari banyak grup maskapai tidak tersedianya pembeda terutama pada layanan sebagai tolak ukur dari nilai atas uang yang mereka keluarkan.
Jenis maskapai pada Low Carrier Carrier atau maskapai berbiaya rendah serta Full Service Carrier atau maskapai layanan penuh hanya merupakan perluasan produk penerbangan niaga berjadwal dimana satu sama lain tidak dapat dijadikan bahan pembanding.
Perbedaan layanan dapat tercipta karena adanya perbedaan culture dan filosofi dari masing masing grup maskapai dalam memberikan pelayanan kepada para pengguna angkutan udara, atas dasar ini pula perbedaan harga yang tercipta
bukan atas dasar hasil kesepakatan dari beberapa grup yang menguasai pasar.