Destinasi wisata yang kita tuju adalah lingkungan yang berbeda dari lingkungan kita sehari hari, dengan demikian ada penyesuaian baik dalam sikap maupun perilaku kita di lingkungan berbeda tersebut.
Penyesuaian ini merupakan pengalaman yang tidak tercipta bila kita tidak merasakan dan melakukan secara langsung dan nyata, interaksi langsung dengan penduduk di lingkungan yang berbeda serta hembusan angin pantai.
Akan terdapat banyak detil tertangkap oleh sense kita ketika kita (nyata benar atau literally) berada di sana.
Hal yang kedua adalah salah satu manfaat dari pariwisata adalah menumbuhkan perekonomian penduduk di destinasi wisata misalnya dengan membeli kopi khas daerah sana.
Sedangkan, di sisi kita sendri, mencicipi kopi khas daerah lain adalah satu satu cara untuk membedakan citra rasa kopi sebuah daerah dengan daerah lain, hal ini juga berlaku pada makanan.
Dan meskipun kita dapat melakukan jual beli juga di metaverse namun apakah aroma kopi juga termasuk dalam paket?
3. Dampak
Hal ini sudah disebutkan pada lingkungan namun sebagai tambahan, penulis ingin menyinggung apa yang sering dijadikan bahan promosi wisata kita yaitu sustainable tourism di mana pilarnya adalah People (sosial), Planet (lingkungan) dan Profit (ekonomi) di mana ketiga pilar tersebut semua merujuk kepada destinasi.
Apakah dengan metaverse dapat secara langsung dan 'nyata' mewujudkan itu?
4. Pengalaman
Wanderlust tidak hanya berupa keinginan untuk melakukan perjalanan ke tempat lain saja tetapi juga keinginan untuk mengetahui secara nyata segala apa yang terdapat di tempat yang kita ingin kunjungi.
Rangkaian aktivitas kita ada yang terencana dan ada yang tidak, adakalanya kita berhenti disuatu spot untuk alasan ke kamar kecil tetapi pada akhirnya bisa menemukan hal hal baru dan bahkan spot baru dan tidak ada di itinerary.
Album kegiatan liburan kita bukanlah foto namun rangkaian aktivitas kita yang nyata selama berlibur yang terangkum dalam kesan kesan yang menghiasi dinding sense kita dan itu akan lebih abadi dari foto.