Mohon tunggu...
Amrina Salmah
Amrina Salmah Mohon Tunggu... -

Menulis itu bukan mengajari apalagi menggurui, menulis itu berbagi dan ladang introspeksi diri. Save Our Writing\r\n\r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Yang Muda Yang Ke Baitulloh

4 Oktober 2011   17:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:20 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Aku hanya ingin menikah dengan orang yang mencintaiku dan aku mencintainya , begitulah doa yang akan dititipkan Zainab kepada Hamid jika suatu saat Hamid ke Baitulloh. Drama religi Zainab dan Hamid ini bisa kita lihat dalam film Dibawah Lindungan Ka'bah. Film yang diangkat dari novel Dibawah Lindungan Ka'bah karya Buya HAMKA ini berlatar tempat Sumatera Barat tahun 1920-an. Selain mengkisahkan percintaan dua sejoli antara Zainab dan Hamid yang terhalang budaya, dalam film ini juga memperlihatkan perjuangan menghadapi segala tantangan untuk beribadah  haji saat awal abad 19. Novel  Buya HAMKA  sangat  menggugah kita untuk bersegera ke Baitulloh kawan. Apa saja tantangan berhaji awal abad 19????? Selain waktu tempuh mencapai hitungan bulan untuk menuju Baitulloh dikarenakan fasilitas kendaraan belum memadai seperti sekarang , juga tahun 1920-an merupakan tahun dimana negeri kita belum merdeka. Negeri kita sedang dijajah oleh Belanda dan Jepang sehingga tingkat perekonomian belum sejahtera bahkan  dibawah garis kemiskinan.Dan pemerintah belanda memang sempat mengeluarkan kebijakan sulit bagi rakyat indonesia yang mau  berhaji bukan? Sekali2 baca deh  sejarah tentang hal ini pasti kita akan mensyukuri kemudahan ke Baitulloh masa kini. Setali tiga uang  dengan kisah novel yg difilmkan itu jika membaca kembali biografi para pahlawan kita, ternyata mereka mengawali perjuangannya dengan berhaji.  Lihat saja bagaimana kisah KH. Dahlan, berhaji dua kali  ketika tahun 1883 pada usianya 15 tahun dan tahun 1902.  KH Wahid hasyim atau ayahnya Almarhum GusDur, Kyai Haji Mas Mansyur beliau menjalankan ibadah haji dan melanjutkan pendidikan di Mekah. Selain itu, ada kisah lain yakni  pengusaha batik dari Lawean sekaligus pendiri Serikat Dagang Islam, Sudarno Nadi atau lebih kita kenal dengan KH .Samanhudi pun sudah berhaji sebelum Indonesia merdeka. Buku tulisan Prof. Takashi Shiraishi berjudul Zaman Bergerak: Radikalisme Rakyat Jawa 1912- 1926 judul aslinya An Age in Motion: Popular Radicalism in Java 1912-1926 itu menceritakan tahun 1904,  Samanhudi menjalankan ibadah Haji dari hasil usaha batiknya yang berkemabng pesat. Siapa lagi kah yang mengawali perjuangannya dengan berhaji???? Yups HOST atau Haji Oemar  Said Tjokroaminoto selaku ketua Sarikat Islam yang pidatonya dapat menginsipirasi pergerakan dunia saat itu ,  tetap menyempatkan  berhaji pada tahun 1917walau kesibukannya luar biasa. Oh ya Buya HAMKA sendiri juga mengawali perjuangannya dengan ibadah Haji lho...HAMKA, singkatan dari Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrulloh. Kawan, sebenarnya  masih banyak pahlawan nasional yang berhaji seperti mereka.  Dari mereka kita belajar haji itu diawal bukan diakhir perjuangan. Bagi mereka Haji bukan status tetapi dengan berhaji perjuangan itu dipermudah olehNya dan memenag terbukti sepulang berhaji mereka semua mendapat inspirasi dan gemilang perjuangannya. Maka jika kita ingin sukses sekarang dan terus berjuang di berbagai bidang kehidupan maka prioritaskan ibadah ke Baitulloh di awal bukan disisa-sisa usia kita nantinya. Lalu, bagaimana keadaannya jika dibandingkan zaman sekarang?. Selain tidak dalam kondisi perang, jika pada abad 19 itu berhaji memerlukan perjalanan waktu hitungan bulan, saat ini cukup hitungan jam kita sudah bisa sampai di Madinah. Kalau dulu fasilitas kendaraan kapal laut, sekarang sudah ada pesawat terbang. Mudah bukan???? Apalagi saat ini Biro Perjalanan Haji dan umroh sudah menjamur dimana mana. Jadi, jika kita belum berniat ibadah ke Baitulloh  padahal kita dalam keadaan mampu secara keuangan, fisik dsb, menurut saya sikap yang sangat disayangkan. Maka kita akan menemukan sudah banyak fakta Allah tidak mengundang orang yg mampu tapi belum mau melainkan Allah akan memampukan orang yang mau diundangNya. Kemauan memang dapat mengalahkan kemampuan. Semua berawal dari niat kita.Intinya memang ke Baitulloh itu butuh DUIT (Doa, Usaha , Ikhtiar dan Tawakal) hehehe makanya Allah suka dengan susah payahnya kita ke Baitulloh Janganlah kalian memaksakan diri utk melakukan perjalanan kecuali ke tiga masjid: MasjidilHaram, MasjidNabawi &  MasjidilAqsha" (HR BUKHORI no 1115) Oke deh itu kisah para pahlawan kita yg memang benar2 bersusah payah safar ke Baitulloh. Nah saya mau ngomongin ttg kita nih yg masih muda...cieee Memang, saat sebelum berumroh, saya juga tidak percaya apakah benar saya yang masih banyak khilaf ini dipanggil menjadi tamuNya?Ceritanya galau....hehe Begitulah konflik batin di hati saya atau teman teman yang masih muda. Atau mungkin anda?? Masa muda adalah masa banyak dosa, begitu pikir saya. Sehingga konflik batin itu terus ada di dalam diri. Memiliki rasa berdosa memang merupakan ciri hati seseorang sehat, tetapi tidak mampu memberdayakan rasa bersalah justru merupakan masalah besar yang menghambat kita untuk beribadah. Dan jadwal kematian itu misteri bukan?. Maka syukurilah kehidupan dengan bersegara ibadah kpdNya. Nah makanya saat panggilan itu ada, iringi saja dengan perbanyak istigfar dan taubat sebagai wujud syukur padaNya   Sebab tidak ada manusia yang sempurna jika menunggu sempurna kita tak akan percaya diri dan sampai kapanpun tak akan ke Baitulloh. Selain itu, coba yuk kita buka Al-Quran , Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan sesudah kuat itu lemah dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Mahakuasa. (QS. Ar-Ruum, 30: 54) Tuh...Al-Quran udah bilang ada masa lemah ada masa kuat...sedangkan ibadah baitulloh juga merupakan ibadah fisik kan? Jadi, makin banyak dorongan  kita bersegera deh ke baitulloh, saat muda saat kita tidak lemah ibadah bisa lebih maksimal kawan. Yang muda yang ke Baitulloh semoga menginspirasi kita untuk terus berdoa dan memantaskan diri kepadaNya agar kita dapat melaksanakan ibadah haji/umroh sedini mungkin. Semoga yang melaksanakan haji tahun ini mendapatkan haji mabrur dan mampu istiqomah memiliki karakter baitulloh. Aamiin .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun