Mohon tunggu...
Koko Nata
Koko Nata Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Insan biasa yang tengah membiasakan diri untuk terus menulis dan giat membaca. Pengelola Rumah Cahaya FLP yang juga sedang menyelesaikan pendidikan di Psikologi Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pelajaran Mencium

4 September 2010   04:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:28 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

[caption id="attachment_248960" align="alignleft" width="300" caption="Belajar Mencium dari Film Princess and The Frog"][/caption] Ingin mengajarkan hakikat sebuah ciuman pada putra-putri Anda yang masih duduk di sekolah dasar? Cobalah ajak mereka menyaksikan Princess and The Frog sebuah film aminasi buatan Disney. VCD dan DVD original film animasi 2 dimensi tersebut sudah beredar. Luangkan waktu, siapkan makanan, peluk anak-anak di sisi Anda ketika menyaksikan film yang diadaptasi dari cerita klasik The Frog Prince itu.

Princess and The Frog menceritakan kisah Tiana, seorang gadis berkulit hitam yang mempunyai cita-cita mendirikan rumah makan sendiri. Ayah Tiana menghembuskan mimpi itu sejak Tiana kecil. Setelah ayahnya meninggal Tiana tetap memelihara mimpi itu, meskipun harus bekerja keras sebagai pelayan pada rumah makan milik orang lain.

Suatu hari, seorang pangeran bernama Naveen datang ke New Orlean, kota di mana Tiana tinggal. Naveen dikutuk penyihir jahat menjadi kodok. Naveen teringat dongeng tentang pengeran yang terbebas dari kutukan karena berciuman dengan seorang putri. Naveen menemukan Tiana yang berkostum ala putri. Pangeran dalam wujud kodok itu berjanji akan mewujudkan impian Tiana apabila gadis kulit hitam itu mau menciumnya. Setelah mencium sang kodok, malah Tiana ikut berubah menjadi kodok pula. Sebuah perjalanan panjang dua kodok dimulai. Naveen dan Tiana sepakat bekerja sama untuk menemukan penyihir yang dapat mengembalikan wujud asli mereka.

Akhir cerita film ini cukup dramatis dan mengharukan. Usai menonton, tanyalah anak. Bagaimana komentarnya terhadap film tersebut. Jika bagus, apa yang bagus. Apa yang ia sukai dari film tersebut, dan apa yang kurang ia sukai. Beri kesempatan pada anak untuk mengungkapkan pendapat dan hargai dengan mendengar sambil menatap lembut ke arahnya.

Setelah anak mengeluarkan pendapatnya, Anda dapat menegaskan, bahwa sebuah ciuman, mencium hendaknya dilakukan oleh pasangan suami-istri. Jika tidak, akibat buruk seperti Naveen dan Tiana dapat saja terjadi. Tentu saja bukan menjadi kodok. Anda dapat menjelaskan bahwa berciuman dengan sembarang orang bisa menularkan penyakit seperti infeksi jamur, infeksi bakteri, karena terjadi pertukaran air liur. Berciuman dengan saiapa saja juga bukan budaya Indonesia. Orang yang berciuman bisa saja mendapat olokan dari teman atau kenalannya.

Pembicaraan tentang ciuman ini mungkin saja akan melebar sehingga membuat Anda kewalahan menjawabnya. Jika itu yang terjadi, ajaklah anak mencari sumber referensi seperti buku atau dokter gigi untuk menjawab pertanyaannya. Anda tak perlu berkecil hati atau merasa bodoh jika belum bisa menjawab. Pertanyaan yang belum terjawab merupakan peluang untuk diskusi lanjutan di kemudian hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun