Mohon tunggu...
Koko Nata
Koko Nata Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Insan biasa yang tengah membiasakan diri untuk terus menulis dan giat membaca. Pengelola Rumah Cahaya FLP yang juga sedang menyelesaikan pendidikan di Psikologi Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Restu Foke dan Kapolda untuk FPI

10 Agustus 2010   03:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:10 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_221302" align="alignleft" width="300" caption="Salah Satu Aksi FPI Menentang Jamaah Ahmdiyah foto:turunkebumi.wordpress.com"][/caption] Aksi Front Pembela Islam (FPI) menuai banyak kecaman di sebagian kalangan. Namun Fauzi Bowo memilih langkah berani dengan menghadiri perayaan ulang tahun (milad) ke-12 FPI pada Sabtu 7 Agustus 2010 lalu di di Markas FPI, Jalan Petamburan III, Jakarta Pusat. Gubernur DKI Jakarta tersebut hadir bersama para ulama dan tokoh masyarakat setempat. Selain Gubernur, hadir pula Kepala Polisi Daerah Metro Jakarta Raya (Kapolda Metro Jaya), Inspektur Jenderal Timur Pradopo.

Acara milad tersebut dihadiri oleh ribuan anggota FPI dari berbagai daerah, diantaranya dari Aceh, Kalimantan, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DKI Jakarta. Peringatan HUT FPI ke-12 ini, mengambil tema 'Bubarkan Ahmadiyah, Tuntaskan Century, dan Ganyang Liberal dan Neo PKI'. Setelah acara milad, massa FPI berpawai dari Petamburan III menuju Istana Negara.

Kehadiran dua tokoh ibukota tersebut dimaknakan secara berbeda oleh berbagai kalangan. Ketua FPI, Habib Rizieq, memaknakan kehadiran Fauzi Bowo dan Kapolda Pradopo adalah bukti bahwa FPI bukan musuh pemerintah dan polisi. Forum Pluralisme Indonesia dan Serikat Jurnalis untuk Kebebasan Beragama (SEJUK) menilai kedatangan dua tokoh tersebut seolah merangkul ormas yang dinilai segelintir orang melakukan kekerasan dalam aksi-aksinya.

Debat pro-kontra mengenai aksi-aksi PKI ini akan terus berlanjut jika penegak hukum tidak tegas menindak aksi kejahatan dan kriminalitas kelas teri dalam masyarakat. Anggota FPI tidak digaji tetapi mau beraksi, sedangkan pihak yang berwenang misalnya satpol PP mendapat gaji dan tunjangan setiap bulan. Seharusnya satpol PP lebih aktif dan reaktif daripada FPI karena mereka digaji dari uangb rakyat.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun