Mohon tunggu...
Kokom Komariyah
Kokom Komariyah Mohon Tunggu... Guru - Guru - SMAN 1 Jamblang

Eksplor hal baru ✨ | Suka bercerita dan bikin konten

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Tungku dan Waktu, Saat Hidup Mengalir Tanpa Terburu-Buru

29 Januari 2025   18:26 Diperbarui: 29 Januari 2025   18:26 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Pribadi: Proses Pembuatan Tungku di Desa Matangaji, Blok Sigendang 

Pernahkah kalian merasakan kehangatan yang datang bukan hanya dari api, tetapi juga dibalik cerita yang menyelimutinya? Tungku, benda sederhana yang saat ini jarang mendapatkan sorotan dalam dunia modern, sebenarnya memiliki kekuatan luar biasa untuk menyatukan masa lalu dan masa kini. Di tengah kilauan teknologi, tungku tetap hidup bukan hanya sebagai alat memasak, tetapi juga sebagai penjaga tradisi yang tak lekang oleh waktu.

Tungku adalah simbol kehidupan yang lebih lambat, lebih merenung. Ia bukan sekadar tempat untuk memanaskan makanan, tetapi juga tempat dimana kehangatan itu meresap ke dalam jiwa. Saat api mulai menyala, kehidupan di sekitar tungku pun ikut bernyala. Di sekitarnya, bukan hanya tangan yang bekerja, tetapi hati yang terhubung dari nenek yang mengajarkan resep turun-temurun hingga anak-anak yang mendengarkan kisah-kisah kehidupan lama yang hidup kembali.

Dok. Pribadi: Tungku Sejuta Kenangan, Matangaji 
Dok. Pribadi: Tungku Sejuta Kenangan, Matangaji 

Ada sesuatu yang magis dalam tungku. Ia memegang kisah masa lalu yang bisa terasa lebih nyata di setiap nyala apinya. Setiap tumpukan kayu yang dibakar menyimpan memori dan tradisi, seakan api itu adalah jembatan waktu yang menghubungkan generasi. Bagi sebagian orang, memasak di atas tungku bukan sekadar soal rasa, tetapi soal merasakan setiap detik yang berlalu, mengingatkan mereka pada perjalanan panjang sebuah tradisi yang terjaga dengan penuh cinta.

Meski kompor gas dan alat masak modern kini menggantikan banyak peran tungku di dapur, ada sesuatu yang tak bisa digantikan. Kecepatan teknologi mungkin bisa membuat hidup lebih mudah, tetapi tungku mengajarkan kita untuk menikmati proses, meresapi momen dengan lebih dalam. Menambahkan kayu bakar, merasakan api yang perlahan membesar, dan mencium aroma makanan yang matang dengan perlahan semuanya adalah pelajaran hidup yang jarang ditemukan di balik tombol-tombol kompor yang serba instan.

Tungku adalah pengingat bahwa tak semua hal harus berjalan cepat. Ada waktu untuk menunggu, waktu untuk meresapi, dan waktu untuk bersama. Di dunia yang semakin serba cepat ini, kadang kita perlu kembali ke titik awal, di sekitar tungku, tempat di mana tradisi dan teknologi berjalan berdampingan, saling mengisi dan memberi arti. 

Bagaimana kondisi tungku di daerah kalian? Share pengalamannya dong....

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun