Aku dibuat dengan penuh suka cita,
Dan mereka memberi nama aku getuk lindri,
Warna-warni nan cantik diriku,
Menggoda setiap insan yang melirikku,
Namun, saat ini...
Masih adakah yang ingat aku...
(Isi Hati Sang Getuk Lindri)
Andai Getuk Lindri bisa berbicara, mungkin seperti itulah curahan dari lubuk hatinya yang terdalam.
Kapan terakhir kali makan getuk lindri sahabat?
Panganan lawas yang kini mulai jarang ditemui keberadaannya. Mungkin, hanya beberapa yang melestarikan dan masih setia menjajakan getuk lindri. Rasa legit nan manis getuk selalu menghadirkan nuansa kearifan lokal.
Getuk lindri merupakan makanan tradisional dari daerah Jawa Tengah dengan berbahan dasar Singkong. Namun, daerah selain Jawa Tengah pun banyak yang menjual getuk tersebut, dikarenakan cara pembuatannya yang sangat mudah dan bahan baku yang mudah didapatkan.
Aromanya sangat khas sekali, sekilas getuk lindri seperti gulungan mie, ya gak? Dengan varian warna pink, hijau, cream, dan coklat (yang sering ada di pasaran). Biasanya getuk lindri disajikan dengan ditaburi parutan kelapa di atasnya.
Jika kita melihat keadaan saat ini, sangat miris sekali ketika generasi muda lebih mengenal makanan skala internasional dibandingkan dengan makanan tradisional di daerahnya sendiri. Padahal, kita generasi muda adalah agent of change, jangan sampai makanan tradisional kita hilang di telan zaman.
Kembali ke Getuk ...
Salah satu aktivitas saya di rumah yaitu berjualan di warung. Tiap pagi hari keluarga saya pergi ke pasar untuk belanja barang dagangan. Salah satu yang kami jual adalah jajanan pasar, seperti halnya Getuk Lindri. Sudah belasan tahun kami berjualan, namun bisa disimpulkan peminat Getuk Lindri adalah para wong tua.Â
Di samping para peminat yang berkurang, kini sangat jarang kita temui orang yang ideran menjajakan getuk lindri. Padahal dulu sering banget tuh sampe punya langganan karena sering beli.
Saya sangat senang, ketika melihat beranda fb ada yang memposting jajanan pasar aneka kue tradisional dengan inovasi mendekor kue tersebut sebagai pengganti kue ulang tahun.
Gimana sahabat?Tampilannya cantik banget ya, apalagi rasanya nih, pasti maknyus pisan.
Ayo, kita lestarikan makanan tradisional kita semua. Walaupun kita belum bisa memproduksinya ya minimalnya kita sebagai penikmat makanan tradisional tersebut. Ya gak?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H