Kehidupan itu serasa permen nano-nano, kita tak bisa memaksakan satu rasa yang kita mau. Bisa saja kita menyukai rasa yang satu namun tak menyukai yang lainnya. Berkecamuk dalam kehidupan realita harus senantiasa siap dengan segala resikonya.
Pernah gak sih, kalian merasakan masa-masa tersulit kalian?
Pastinya semua pernah kan?
Kalau hidup senang terus kayanya membosankan, tapi kalau sedih dan sulit terus ya kebangetan juga. Kita sering sekali mengeluh dengan kenyataan pahit yang kita terima, sedangkan ketika kenyataan manis menghampiri kita lupa kepada sang maha pemberi. Maksudnya apa coba?
Diibaratkan udah dikasih lupa ucapan terimakasih, Astaghfirullah...
Pernah tidak?
Saat kalian butuh banget sama yang namanya uang, kesana-kemari mencari pinjaman namun tak kunjung didapatkan. Sedih banget kan? Padahal uang itu untuk biaya sekolah, untuk keperluan yang sangat urgent semisal biaya rumah sakit, tapi ya gimana, usaha sudah, tapi belum dapat juga.
Disaat-saat kita sangat membutuhkan, malah banyak yang menghampiri ke rumah, untuk sekedar meminta sumbangan, iuran RW/RT, dan ada juga yang meminjam uang. Nah loh, maksudnya apa? Kita juga lagi butuh uang broo. Kesal, iya banget kali.
Terkadang kita lupa, Allah tidak akan pernah menimpakan ujian yang melebihi dari batas kemampuan kita. Hanya saja kita terlalu baper, baru sebulan duabulan diuji udah mengeluh terus. Harusnya kita introspeksi diri atas semua kesulitan yang kita alami. Jangan pernah mengira kalau Allah benci ke kita. Allah itu sayang, iya sayang banget ke kita. Jadi, jangan ujug-ujug marah sama Allah ya.
Ketika kita dikasih nikmat, kita melunjak,
Ketika kita dikasih kesulitan, kita senantiasa menyalahkan
Segala warna-warni sifat manusia dengan semua persepsi kebenarannya. Merasa benar sendiri, merasa paling bahagia, merasa paling kaya, merasa paling berkuasa. Sampai kita lupa bahwa kita manusia hina. Astaghfirullah, yuk introspeksi diri. Saya tidak lebih baik dari kalian, saya merasakan masa-masa tersebut, dan saya sadar atas apa yang saya alami adalah atas kehendak-Nya.
Ketika pertanyaan selalu terucap, ntah dalam hati, mulut, maupun perbuatan...
"Maksudnya Apa?"
"Maksud Allah baik."