Pada akhir pekan saya memutuskan untuk berbelanja di pasar modern, berlokasi dekat rumah. Suasana yang cukup ramai, satu per satu kios saya kunjungi. Membeli sayuran dan buah-buahan. Setelah selesai berkeliling, akhirnya memutuskan membeli Kopi Susu Tetangga di Kedai Kopi Tuku.Â
Sambil berdiri dengan antrean yang cukup panjang. Saya melihat daftar menu yang ditempel pada jendela, Kopi Susu Tetangga seharga Rp24.000. Membuat saya teringat pada momen pertama kali, membeli kopi susu pada 2017 masih seharga Rp17.000. Ada kenaikan sebesar Rp7.000 atau naik 36%
Kopi Susu Tetangga hingga saat ini masih sama rasanya, tidak ada perubahan kualitas. Namun, harganya yang berubah. Pada sisi lain ada kedai kopi, rasa kopinya tak seenak dahulu.Â
Ternyata memang ada beberapa bahan dengan kualitas yang lebih rendah. Misalnya saja, tidak lagi menggunakan susu segar 100%. Namun, digantikan susu segar 40%.Â
Belum lagi jenis biji kopi dan sirup yang digunakan. Ada kedai kopi yang menyesuaikan, agar harga kopi tidak naik.Â
Pada akhirnya memang dalam menjalankan bisnis, perlu ada "trade off". Mempertahankan kualitas produk dengan menaikkan harga. Pilihan lainnya mengurangi kualitas bahan baku produk, demi mempertahankan harga tidak naik.
Jika menurut teman-teman, lebih baik menjaga kualitas dengan kenaikan harga atau kualitas menurun dengan harga tetap?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H