Mohon tunggu...
William Giovanni
William Giovanni Mohon Tunggu... Penulis - Financial Services and Tech Enthusiast

| Financial Services, Tech, and Stock Market Enthusiast | Tukang Ngemil |

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Inspirasi "Srikandi Diplomasi" saat Membuka Kompasianival 2016

8 Oktober 2016   16:04 Diperbarui: 8 Oktober 2016   16:42 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sabtu pagi (08/10) waktu yang dinantikan, acara Kompasianival 2016 dengan tagline "Kompasianival Berbagi" memberi kesan tersendiri bagiku. Berbagai tak hanya sekedar materi, lewat acara Kompasianival 2016 para kompasianer diberi kesempatan berbagi. Dari memberikan donasi buku, pakaian, dan donor darah yang bekerjasama dengan PMI.

Berbagai narasumber dari berbagai sesi talkshow berbagi cerita yang membuat saya dan kompasianer lainnya kagum. Bu Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia membuka acara Kompasianival 2016 dengan kata sambutan yang membangkitkan semangat. Sebagai diplomat Bu Retno menyampaikan pentingnya komunikasi secara realtime. Ketika sebuah negara mengalami krisis, seorang diplomat harus sigap mencari informasi warganegara di negara krisis.

Bahkan Bu Retno menunjukan bahwa smartphone yang digunakan masih menggunakan keyboard QWERY, demi kecepatan mengetik pesan. Smartphone hampir tak pernah lepas dari genggaman Bu Retno, kecuali saat Bu Retno di kamar mandi. 

Saat di kamar mandi volume ringtone smartphone volumenya dinaikan. Bu Retno bercerita seringnya saat di kamar mandi, telepon berdering dan ada laporan negara yang mengalami krisis. Bu Retno harus siap dan sigap mengangkat telepon dan berkoordinasi dengan staf kedutaan besar Indonesia di negara konflik. Warganegara Indonesia di negara krisis harus dicari keberadaanya dan memberikan kabar pada keluarga di Indonesia.

Guna berkomunikasi secara realtime, Bu Retno menyampaikan pentingnya media sosial juga sebagai alat diplomasi. Yang tak kalah pentingnya seorang diplomat harus menjadi kedaultaan Indonesia. Ketika kedaulatan Indonesia diusik, Bu Retno menolak permohonan grasi untuk warganegara asing yang divonis hukuman mati karena kasus narkoba.

Bu Retno Marsudi sebelum menerima mandat sebagai Menteri Luar Negeri di Kabinet Kerja. Karir diplomat Bu Retno sudah teruji sebagai Duta Besar Indonesia di Islandia, Norwegia, dan Belanda tentu tak diragukan lagi. Bu Retno Marsudi salah satu "Srikandi" di Kabinet Kerja sebagai garda terdepan hubungan Indonesia dengan negara lain. Saat kedaulatan negara terancam, rasa nasionalis kita harus semakin dipertebal.

Seusai menyampaikan pesan dan kata sambutan, Bu Retno Marsudi mendatangi stand Freeport Indonesia. Berbincang dengan masyarakat Papua, tak banyak setahu saya pejabat pemerintahan yang menyedikan waktu berbincang seusai memberikan kata sambutan.

p-20161008-102432-1-57f8bf81c723bd501a8e0888.jpg
p-20161008-102432-1-57f8bf81c723bd501a8e0888.jpg
Dari Bu Retno Marsudi saya dan kompasianer lainnya, mendapatkan inpirasi pentingnya media sosial yang memberikan informasi yang realtime. Sesuai Bu Retno Marsudi membuka acara Kompasianival 2016, berbagai sesi talkshow berbagi di Kompasianival 2016. Dari talkshow Berbagi Sehat, Berbagi Inspirasi, Berbagi Ilmu & Teknologi, Berbagi Inovasi, Berbagi Ekonomi Kreatif, dan Berbagi Prestasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun