Matanya terbuat dari ribuan kaca
Hatinya tenang meski sesekali bergelombang
Kakinya setegar karang, menopang badan yang goyang
Tangannya menggenggam erat janji
Janji pada suami yang pergi berlayar
Sabar, ucapnya pada diri
Sembari menanti, harapan yang tak pasti
Ketika senja menyapa langit
Maka Ia adalah pagi yang terjepit
Perempuan senja tetap setia
Menunggu suami pulang bekerja
Tapi apa?
Apa hendak dikata
Kapal suaminya tak datang juga
Hingga senja hari ini, ia masih menanti dengan setia
Muara Enim, 2 Februari 2013
*Puisi ini terinsipirasi dari sampul foto salah satu teman saya, Amalia. Yang fotonya jadi gambar untuk puisi ini. :)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI