Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Jangan Dibaca, Tulisan Ini Tidak Bermutu

19 Desember 2015   00:31 Diperbarui: 19 Desember 2015   00:44 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                         Waktu serta semangat untuk selalu belajar akan membuahkan hasil tulisan yang pantas mendapat pujian. Penulis yang menghasilkan ratusan karya kerap menyadari terkadang tulisannya kurang menarik. Tidak memberikan sesuatu karena tulisannya tidak meninggalkan pesan apapun kepada pembaca. Terkesan sekedar luapan emosi atau kanalisasi dari kemampatan persoalan kehidupan.

            Namun tidak jarang seorang penulis kaget dan terkagum dengan tulisannya yang mampu menyentuh hati pembaca. Memberikan inspirasi. Inspiratif, kata banyak orang, kata yang lagi populer saat ini. Atau membuat orang termenung dan masuk kedalam keadaan kontempletatif melihat permasalahan hidup secara lebih dalam dan kualitatif.

            Demikian pula dalam berbicara. Tidak sedikit orang yang mendapat predikat sebagai seorang pembicara dalam acara diskusi, seminar atau kegiatan motivasi. Terkadang kata-katanya datar dan hambar. Yang mendengarkan bosan karena kata-katanya diulang dalam kesempatan yang sama atau di acara yang berbeda. Tepuk tangan yang diterima pembicara sekedar menjaga kesantunan dari para pendengarnya.

            Sebaliknya, pembicara terperangah manakala kata-katanya  begitu memberi makna atau kesan yang mendalam bagi pendengar walau jumlah pendengarnya dapat dihitung dengan jari. Jangan lupa, termasuk jari kaki.

            Penulis dan pembicara tidak jarang lupa. Ketika menulis atau berkata-kata dia mengeluarkan atau memberikan gagasan dan pemikiran. Sebagaimana sebuah tempayan air jika airnya diambil atau diberikan ke orang terus menerus maka tempayan itu akan habis sehingga harus diisi.

            Dengan apa…? Membaca dan mendengar. Membaca apa saja, tidak harus buku tetapi juga membaca kehidupan. Dan mendengar apa saja, tidak harus mendengar suara orang yang berkata atau berbicara  sampai berbusa-busa mulutnya. Tetapi dengan mendengarkan suara hati.

            Penulis dan pembicara yang telah memiliki jam terbang tinggi terkadang terlalu sibuk  dengan kegiatan menulis atau berbicara sehingga kekurangan waktu untuk me “charge” diri agar kemampuannya tetap optimal.

            Disisi lain, tidak salah apa kata orang arif bijaksana. Memberi maka akan dipenuhi. Semakin banyak memberi maka akan semakin banyak dipenuhi.

            Kesadaran untuk “mengisi” kemampuan diri, keinginan untuk selalu belajar,  menjadi bermakna bagi orang lain. Tinggi hati adalah jalan termudah untuk menjadi yang biasa-biasa saja. Dan celakanya kita kerap kali kurang menyadari hal itu.

            Penulis atau pembiacara kerap memberikan kritik. Mengkritik, dibungkus dengan bahasa samaran dengan mengatas namakan kritik membangun. Atau kritikan dikamuflasekan dengan istilah menganalisa yang dikemas dalam bahasa yang ndakik-ndakik dan canggih agar nampak intelek atau terdidik. Namun sejatinya adalah ungkapan dari aneka kecemburuan karena ketidak mampuan menjadi pemenang dalam menjalani kehidupan. Hanya  nurani yang sesungguhnya mampu mengungkapkan kebenaran maksud hati itu.

            Bisa jadi tulisan ini adalah bagian dari ketidak jujuran itu sendiri. Dikemas dalam sebuah judul yang manipulatif agar dibaca dan mendapat penilaian bermutu.

           

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun