Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

H Sama dengan M

9 Januari 2016   16:18 Diperbarui: 9 Januari 2016   16:34 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona


Setiap orang memiliki permasalahan hidup sendiri-sendiri. Setiap hari hampir setiap orang berusaha memecahkan masalah, mencari jalan keluar bagaimana mengatasi permasalahan yang berkaiatan dengan dirinya atau banyak orang.
Dari mulai bangun pagi sampai malam hari saat akan tidur lagi. Orang harus berpikir dan bertindak bagaimana caranya mengatasi masalah hari ini. Dari yang paling sederhana sampai yang paling rumit, yang menyita banyak waktu dan menghabiskan pikiran serta tenaga. Dari bagaimana mengatasi masalah penampilan dari mengatur gaya rambut, menutupi jerawat sampai bagaimana membangun jembatan yang melintasi lautan atau bagaimana cara mengirim kera ke bulan. Untuk mengatasi berbagai keterbatasan yang dirasa dan dimiliki manusia.
Masalah berkawan akrab dengan matahari, bintang, bulan dan hujan. Keberadaannya ada dimana saja dan kapan saja. Seperti tidak pernah mengenal lelah, masalah selalu hadir dimana-mana. Tidak peduli siapa, masalah selalu menyapa setiap orang.
Kata orang masalah adalah batu ujian hidup, bagi yang terantuk batu. Apakah sampai jatuh atau cuma sedikit limbung atau goyang? Dan kemudian bagaimana menyikapi batu tersebut? Apakah akan menyingkirkan batu itu agar orang lain tidak mengalami hal yang sama atau malah membiarkannya?
Menyingkirkan batu, orang lain dapat belajar dari pengalaman kita saat terantuk batu atau masalah. Tetapi setiap orang memiliki jalan kehidupan yang berbeda termasuk waktu dan tempat. Dan ada juga sebagian dari kita yang sengaja membiarkan batu itu agar orang lain juga mengalami masalah yang sama. Biar merasakan apa yang pernah dialami. Alasannya, bermacam-macam tergantung dari bagaimana orang itu melihat hidup (baca: masalah). Jika hidup itu hakikinya adalah masalah. Jadi hidup sama dengan masalah…?
Setiap orang pandai dalam menyikapi hidup atau menyikapi masalah. Tinggal bagaimana caranya tergantung dari masing-masing orang atau individu. Sudah banyak teori dan tulisan bagaimana menghadapi hidup atau masalah sehingga menjadi trampil menghindari masalah atau menghindari hidup. Dengan melemparkan masalah ke orang atau pihak lain, sehingga dirinya kehilangan kesadaran sebagai orang yang hidup tetapi merasa nyaman dengan “kehidupan” yang diciptakannya.
Saat ini tidak sedikit yang memandang hidup begitu rumit dan pelik. Setiap orang sibuk dengan dirinya sendiri sehingga mnjadikan dirinya terasing karena masalah-masalah yang mengelilinginya sehingga menjadi semacam penjara bagi dirinya.
Mereka hidup dalam kesendirian di tengah gegap gempita kehidupan. Mereka memerlukan orang lain yang rela meluangkan waktu untuk mendengar cerita hidupnya atau masalahnya. Tidak harus wajib menolong atau membantunya. Tetapi cukup didengar.
Mereka hidup. Mereka masalah.
Mereka hidup dalam masalah. Mereka masalah dalam masalah. Mereka penipu, pembunuh, koruptor, penyelingkuh atau pengkhianat yang perlu didengar suaranya agar suara mereka dapat diperdengarkan lagi ke telinga mereka.
Demikian halnya dengan pejabat, pemimpin, orang jujur, orang budiman mereka juga masalah yang ingin didengar hidupnya. Sementara sedikit orang yang bersedia mendengar suara orang lain. Boro-boro suara orang lain, suara sendiri saja jarang orang mau mendengarnya. Tidak percaya, coba tanya pada diri anda sendi kapan anda mendengar suara anda sendiri. Kecuali para penyanyi dan penyiar karena untuk memperoleh suara yang bagus mereka sering berlatih dengan sesering mungkin mendengar suaranya sendiri.
Karena hidup adalah masalah. Ada baiknya menjadi pendengar masalah agar menjadi pendengar hidup. Dengan demikian menjadi orang yang dapat mencari cara bagaimana mengatasi masalah atau hidup.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun